Tim Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia (PPM UI) terjun langsung memberikan pelatihan, penyaluran dana, dan pendampingan usaha kepada lebih dari 20 pelaku usaha mikro. Ini sebagai upaya mendukung pemulihan usaha mikro yang terdampak pandemi Covid-19.
Program tersebut berlangsung selama dua bulan, mulai dari September hingga November 2020, dan diperuntukkan bagi pelaku usaha Kelompok Wanita Tani Sembalun, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Ekonomi merupakan salah satu sektor yang sangat terdampak pandemi Covid-19. Tidak hanya pada skala makro di tataran perekonomian negara, pandemi Covid-19 juga berimplikasi pada usaha mikro. Hal ini melatarbelakangi akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB UI) Dr Rambat Lupiyoadi beserta tim menjalankan program PPM tersebut.
Rambat mengatakan, “Daerah ini dipilih karena pernah terdampak bencana gempa, serta kini turut terdampak pandemi Covid-19. Pasca-pemberlakuan PSBB, aktivitas pendakian dan pariwisata ke Geopark Gunung Rinjani juga ditutup sehingga kunjungan turis asing dan lokal menurun drastis. Praktis, perekonomian usaha mikro yang mengandalkan kehadiran wisatawan menjadi lumpuh total.”
Di sisi lain, lanjut Rambat, warga mengalihkan mata pencahariannya dari sektor pariwisata menjadi pertanian. Namun, pada saat tim terjun, mereka banyak menyaksikan hasil panen tomat dan komoditas unggulan jatuh dan tidak berharga.
“Tomat 1 keranjang hanya dihargai Rp 10 ribu. Jangankan menutup biaya produksi, untuk biaya panen pun, tidak mencukupi. Akibatnya, para petani pasrah dengan membiarkan begitu saja hingga membusuk hasil sawah/kebunnya,” kata Rambat.
Kondisi tersebut menggerakkan tim PPM UI untuk terjun langsung melakukan kegiatan pendampingan guna pemulihan usaha mikro di Sembalun. Tim memperluas cakupan pelatihan ke berbagai usaha mikro, di antaranya usaha camilan kacang buncis, black garlic (bawang hitam), rengginang wortel, kopi wine, sambal terasi, gula aren, mete, kerupuk kentang, hingga suvenir dan kedai penampung hasil pertanian.
Kegiatan diawali dengan pendataan, kemudian memberikan pelatihan dan pendampingan usaha mikro, serta menyerahkan dukungan dana guna modal pengembangan usaha. “Tidak hanya memberikan pelatihan, kami juga menyalurkan dukungan dana untuk pemulihan usaha sejumlah Rp 2.000.000 per usaha mikro. Untuk memastikan agar dana betul-betul dipergunakan untuk pemulihan usaha, kami tetap melakukan pengawasan melalui Whatsapp Group,” lanjut Rambat.
Pendampingan dan pengawasan, imbuhnya, juga didukung oleh mentor lokal yang telah menjadi mitra tim. Peserta mendapat tugas, arahan, dan dapat berkonsultasi langsung setiap saat dengan tim PPM UI.
Rambat yang juga dosen Kewirausahaan dan Manajemen Pemasaran di FEB UI mengungkapkan bahwa pelatihan pemulihan usaha telah dilakukan pada 7 September 2020 di Kedai Sawah, Sembalun. Tidak kurang dari 20 pelaku usaha mikro terpilih mengikuti kegiatan dengan antusias.
Turut hadir dan memberikan dukungan, yaitu Camat Sembalun Serkapudin beserta jajarannya serta Kepala Desa Sembalun Bumbung Sunardi. Pada kesempatan tersebut, Pemerintah Daerah Sembalun menyambut gembira kepedulian UI bagi warganya.
“UI tidak hanya hadir di tahun ini, tetapi juga sebelumnya. Pada saat gempa, UI juga hadir melalui tim kesehatannya. Seluruh rangkaian pelatihan dilakukan dengan berpegang pada protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 yang ketat,” ujar Rambat.
Sunardi mengapresiasi dukungan Tim PPM UI. Menurut Sunardi, tim dari UI telah terjun ke Sembalun sejak tiga tahun lalu. Saat itu, UI berupaya mendorong kelompok wanita tani agar dapat meningkatkan nilai tambah hasil panennya menjadi black garlic (bawang hitam) yang layak jual. Hingga saat ini usaha ini terus berlanjut meski agak terkendala ketika terjadi gempa dahsyat di Lombok pada 2018.
Senada dengan Sunardi, salah seorang pengusaha mikro, Murtadi, yang memproduksi keripik kentang (Leofood) juga menyampaikan, “Baru kali ini kami mendapat perhatian dari pihak lain. Kami terharu dan gembira, UI yang jauh ternyata punya kepedulian kepada kami yang kini sedang terpuruk.”
Kegiatan ini terselenggara atas dukungan Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) UI melalui hibah program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat UI. Sebelumnya, Rambat dan tim juga telah melakukan kegiatan pengmas serupa pada 2019 bersama Kelompok Wanita Tani Sembalun yang diketuai Sri Wardaningsih, dengan memperkenalkan metode produksi modern pembuatan bawang hitam dan pemasarannya.
Pada saat itu dilakukan percobaan inovasi memadukan bawang hitam sebagai rempah campuran kopi Sembalun. Hasilnya cukup digemari masyarakat Sembalun dan para wisatawan.