Empat dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) meramu sebuah pupuk tambak yang dinamakan Minametrik. Ini merupakan pupuk, suplemen, dan obat untuk pencegahan penyakit pada ikan dan udang.
Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, keempat dosen tersebut, yakni Dr rer nat Mufti Petala Patria MSc, Dr Abinawanto MSi, Dr Retno Lestari MSi, dan Drs Wisnu Wardhana MSi, telah memperkenalkan Minametrik kepada para petambak udang windu di Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.
Tidak hanya menyuplai Minametrik, 4 dosen bersama dengan 7 mahasiswa FMIPA UI juga memberikan pelatihan dan pendampingan usaha “semi intensif” kepada 30 petambak yang berlangsung dari Juni hingga September 2020.
Program pendampingan usaha ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) yang berkolaborasi dengan Yayasan Pandu Cendekia. Ketua Tim Pengmas FMIPA UI Mufti P Patria mengatakan, pelaksanaan pendampingan usaha bagi petambak berangkat dari permasalahan rendahnya produktivitas panen udang windu.
“Maka melalui program tersebut, kami berharap dapat memberikan solusi atas permasalahan rendahnya produksi dalam negeri akan udang windu. Seluruh rangkaian program mencakup pemberian Minametrik, dan pengaplikasian teknik budi daya udang dengan sistem semi intensif, yang diharapkan mampu meningkatkan hasil panen udang,” ujar Mufti, dosen Biologi FMIPA UI.
Lebih lanjut, ia menguraikan, udang windu atau Penaeus monodon merupakan komoditas perikanan yang memiliki nilai jual yang tinggi, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Udang windu juga memiliki harga jual tinggi jika dibandingkan dengan udang vaname dari Amerika Selatan. Namun, sayang, kuantitas produksi udang windu dalam negeri masih rendah. Salah satu penyebabnya, permasalahan di pemeliharaan di tambak.
Senada dengan Mufti, Retno Lestari menjelaskan, merespons permasalahan tersebut, maka pihaknya mengembangkan Minametrik dan membimbing penambak agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil budi daya udang. “Minametrik dapat digunakan saat pembibitan, maupun pembesaran udang. Selain itu, kami juga memberikan pendampingan usaha dengan sistem semi-intensif.”
Pada kesempatan terpisah, Ahmad Qurtubi, Sekretaris Desa Muara Bahagia, mengaku, kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat UI sangat bermanfaat bagi masyarakat desa.
“Alhamdulillah, dulunya petani selalu bermasalah setiap kali membudidayakan udang. Namun, saat ini, penambak semakin terampil, dan sudah tampak hasil budi daya udang di desa kami lancar, berkat ilmu serta Minametrik. Kami optimis kegiatan usaha budi daya udang windu ke depannya dapat menjadi generator utama perekonomian masyarakat pesisir seperti Desa Muara Bahagia,” akunya.
Kegiatan pengmas yang dijalankan Mufti dan tim terselenggara berkat dukungan hibah dana dari Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI (DPPM UI). Mufti berharap program ini dapat menjadi stimulus perekonomian masyarakat menengah ke bawah di sekitar lokasi sehingga dapat menanggulangi dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat pandemi Covid-19.