Universitas Indonesia (UI) menerima penghargaan sebagai perguruan tinggi aktif pengembangan usaha hilir migas dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Wakil Rektor UI Bidang SDM dan Aset Prof Dr Ir Dedi Priadi DEA, Selasa (8/12/2020) malam, dalam ajang Malam Puncak Penghargaan BPH Migas sebagai bagian dari peringatan HUT ke-17 BPH Migas.
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi BPH Migas kepada badan usaha/lembaga/perguruan tinggi yang telah terlibat aktif dalam berbagai program di sektor migas. Pada kesempatan terpisah, Rektor UI Prof Ari Kuncoro SE MA PhD mengatakan, UI mengucapkan terima kasih atas penghargaan ini.
“UI berkomitmen mendukung penuh pemerintah/lembaga/industri melalui skema kolaborasi triple helix dengan memanfaatkan kajian, telaah, riset, dan inovasi yang dimiliki universitas. Kami berharap, kolaborasi UI-BPH Migas dapat mendukung terlaksananya tugas mulia BPH Migas untuk mewujudkan energi berkeadilan di Indonesia,” kata Prof Ari.
Ditemui saat menerima penghargaan, Prof Dedi mengatakan, apresiasi ini menjadi penyemangat kami di perguruan tinggi untuk senantiasa mendukung BPH Migas berkenaan riset sektor migas sehingga terwujud efisiensi energi bagi rakyat. “UI dan BPH Migas juga telah menjalin kerja sama tentang pengkajian, sosialisasi, pengabdian kepada masyarakat di sektor hilir minyak dan gas bumi.”
Dalam sambutannya, Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa mengapresiasi dukungan berbagai pihak. Ia mengungkapkan, BPH Migas memiliki tugas utama, yaitu untuk mengawal energi berkeadilan. Tugas pertama adalah mewujudkan BBM satu harga. Saat ini, BBM satu harga sudah terbangun di 253 lokasi di Indonesia.
“Kami menargetkan, pada 2024, akan tercapai BBM satu harga di 500 lokasi di Indonesia. Tugas kedua adalah menetapkan harga gas terjangkau untuk konsumen rumah tangga dan pelanggan kecil di berbagai ibukota di Indonesia. Saat ini, sudah terbangun 537.000 sambungan rumah atau lebih kurang 2 juta masyarakat di 57 kabupaten kota di Indonesia yang telah menikmati Jargas, dengan harga yang jauh lebih murah dari elpiji 3 kg,” ujarnya.