Tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini adalah masalah kesehatan. Salah satunya non-communicable diseases (NCDs) atau penyakit tidak menular.
Dari 56 juta kematian di seluruh dunia pada 2015, 40 juta di antaranya disebabkan NCDs dan biasanya berkembang dalam waktu yang lama. NCDs sering juga disebut sebagai “the invisible epidemic” karena merupakan penyebab utama yang sering tidak diperhatikan dari terhambatnya perkembangan ekonomi di suatu negara.
Beban penyakit yang ditimbulkan akibat NCDs cukup besar sehingga dapat mengganggu perkembangan suatu negara, salah satunya Indonesia. NCDs terbanyak di Indonesia adalah jantung koroner.
Hening Pujasari SKp MBiomed MANP PhD, dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI), mulai mengembangkan aplikasi yang diberi nama mCARE untuk perangkat Android. Aplikasi ini berguna untuk mendeteksi dini faktor risiko yang menjadi pencetus penyakit tidak menular. Kontennya berisi tentang pola hidup sehari-hari, seperti aktivitas fisik, merokok, pola tidur, hingga konsumsi alkohol.
Hening, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat (pengmas) dari FIK UI, bersama beberapa dosen dan mahasiswa FIK UI, menggunakan mCARE bermitra dengan tiga posyandu di Kukusan, Depok, Jawa Barat, yakni Posyandu Anggrek, Posyandu Flamboyan, serta Posyandu Wijayakusuma.
Kegiatan pengmas tersebut dihadiri 22 peserta yang merupakan kader dari 3 posyandu tersebut. Posyandu ini dipilih karena setiap bulan aktif melaksanakan kegiatan. Mereka melaksanakan kegiatan sebagai salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) oleh, dari, dan bersama masyarakat. Tujuan kegiatan tersebut adalah memberdayakan dan memberikan kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan bagi semua kalangan, dengan menerapkan teknologi sistem informasi dalam proses administrasi.
Pengenalan aplikasi mCARE yang dilakukan secara daring, diharapkan dapat menjamin kehidupan yang sehat, meningkatkan kesejahteraan penduduk semua usia. Selain itu, bermanfaat menguatkan ukuran implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Tim pengmas tersebut ingin mencapai target, di antaranya mengurangi sepertiga dari kematian dini yang disebabkan penyakit tidak menular melalui tindakan pencegahan dan pengobatan, serta menaikkan kesehatan mental dan kesejahteraan.
Target dalam isu-isu sistemik yang berfokus pada koherensi kebijakan dan institusional adalah memperluas kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan, kemitraan multipihak yang dapat memobilisasi dan membagi pengetahuan, keahlian, teknologi, dan sumber daya finansial untuk mendukung tujuan di semua negara—terutama negara berkembang—serta mendukung kemitraan publik swasta dan masyarakat sipil.
Rasa antusias terlihat dari banyaknya pertanyaan dan komentar yang dilontarkan oleh para kader di tiga Posyandu tersebut. Ryani selaku ketua dari kader Posyandu Flamboyan Kukusan, Depok mengatakan bahwa “Ternyata, mengisi aplikasi mCARE ini mudah dan dilakukan hanya pada saat posyandu.”
Untuk saat ini, skrining mCARE hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatan ataupun ibu-ibu kader posyandu terkait. Nantinya, lewat pengembangan aplikasi ini, mCARE bisa dipergunakan oleh masyarakat luas sebagai self screening.