Plt. Dirjen Diktiristek Kemdikbud Ristek Prof Nizam mengatakan bahwa partisipasi UI di ajang tersebut telah memperkuat nilai tawar lembaga pendidikan tinggi di Indonesia. Melalui keikutsertaan di konvensi dan eksibisi terbesar di AS ini (NAFSA), dengan 10.000 partisipan yang berasal dari perguruan tinggi dari lima benua, sudah tentu peluang kerja sama dengan lembaga pendidikan global terbuka luas.
“Sekalipun Universitas Indonesia (UI) saat ini menargetkan menjadi perguruan tinggi terdepan di tingkat ASEAN, namun kami juga ingin memperluas hingga ke level dunia. UI ingin dikenal sebagai universitas asal Indonesia yang memiliki riset inovatif dan bermanfaat di dunia global,” kata Prof Ari Kuncoro SE, MA, PhD, Rektor UI. Itu sebabnya, selain menawarkan kerja sama akademik, seperti student/lecturer exchange, UI menawarkan kolaborasi riset bagi para exhibitor dan pengunjung yang hadir di NAFSA.
Seperti diharapkan oleh Prof. Nizam, nilai tawar lembaga pendidikan tinggi Indonesia di NAFSA dibuktikan saat UI menciptakan kerja sama baru dan memperkuat kerja sama yang sudah disepakati dengan para mitra pendidikan dari seluruh dunia. Hal itu dilakukan dengan para mitranya lewat program di bidang pendidikan, riset, dan inovasi.
“Setiap hari, booth UI rata-rata dikunjungi 30-35 orang yang berasal dari universitas dan nonuniversitas. Sampai dengan penutupan pada Jumat (02/06) tercatat 91 calon mitra yang tertarik bekerja sama dengan UI. Dari jumlah itu, tercatat sejumlah 15 mitra yang sudah memiliki MOU dengan UI, tetapi berminat memperluas bentuk kerja samanya,” ujar Amelita Lusia, Kepala Biro Humas dan KIP UI, yang hadir di NAFSA 2023 bersama Kepala Kantor Urusan Internasional UI, drg. Baiduri Widanarko Ph.D.
Selain 15 mitra tersebut, kata Amelita, terdapat 13 mitra non-universitas yang tertarik menjalin bentuk kerja sama terkait dengan pendidikan. “Selebihnya, adalah universitas yang sangat tertarik memiliki perjanjian kerja sama dengan UI. Mereka berasal dari London, Barcelona, Praha, Madrid, Paris, Jepang, China, India, Thailand, dan banyak lagi,” ujar Baiduri.
NAFSA didirikan pada tahun 1948 (saat itu merupakan singkatan dari National Association of Foreign Student Adviser), merefleksikan tujuannya menjadi wadah bagi para profesional yang bekerja dengan mahasiswa internasional di kampus. Pada 1964 namanya menjadi National Association for Foreign Student Affair. Berikutnya, pada 1990 menjadi NAFSA: Association of International Educators.
Konferensi tahunan NAFSA pertama kali diselenggarakan pada 1949 di Cleveland, Ohio. Sejak saat itu, NAFSA Annual Conference & Expo diadakan di 38 kota di Amerika Serikat (AS) maupun Kanada. Event ini merupakan yang terbesar dan sangat komprehensif dalam menghadirkan para profesional di dunia pendidikan dari seluruh dunia. NAFSA merupakan satu-satunya ajang tahunan yang mempertemukan educators, exhibitors, dan mitra bisnis dari dunia pendidikan dalam satu arena. Tahun depan, NAFSA akan diselenggarakan di New Orleans.