Meskipun demikian, Prof. Mirta menyebutkan PRP memiliki beberapa kekurangan, antara lain PRP berupa cairan dan proses pembuatannya membutuhkan thrombin bovine yang bersifat xenologus (berbeda species). Saat ini, telah dikembangkan preparat trombosit autologus bentuk lainnya, yaitu Platelet Rich Fibrin Matrix (PRFM), yang mempunyai struktur lebih padat dan lentur.
PRFM merupakan konsentrat trombosit generasi terbaru yang menghasilkan fibrin alami yang trombositnya tersebar di dalamnya. PRFM juga berperan sebagai kerangka (scaffold) yang akan membantu melokalisasi faktor pertumbuhan.
Berbagai tindakan operasi dan tatalaksana di bidang Fasial Plastik Rekonstruksi THTBKL banyak menggunakan produk konsentrat trombosit, seperti PRP platelet gel, Platelet Rich Fibrin (PRF), dan PRFM. Dalam layanan poliklinik, produk trombosit sering digunakan untuk perawatan luka. Produk trombosit tersebut mengandung faktor pertumbuhan, faktor perekat, kemokin, sitokin, angiogenesis, dan zat lain yang berperan dalam rekayasa jaringan. Prof Mirta menyampaikan
bahwa semua kandungan ini sangat penting untuk rekayasa jaringan, sehingga produk konsentrat trombosit banyak digunakan dalam berbagai bidang kedokteran.
Berdasarkan berbagai penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa konsentrat trombosit autologus sebagai sumber faktor pertumbuhan memiliki banyak manfaat dalam rekayasa jaringan, baik untuk fasial plastik rekonstruksi, maupun keilmuan lainnya. Saat ini terus berkembang metode aplikasi produk konsentrat trombosit autologus pada berbagai pelayanan kesehatan guna meningkatkan kualitas hidup manusia.
“Masih sangat banyak potensi manfaat konsentrat trombosit autologus yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk berbagai penanganan kesehatan lainnya. Melahirkan inovasi baru untuk tujuan menyehatkan bangsa merupakan impian kita semua, kita dapat terus berkarya dengan melahirkan inovasi-inovasi terkait konsentrat trombosit autologus ini,” ujar Prof Mirta.
Melalui penelitiannya yang berjudul “Aplikasi Terkini Konsentrat Trombosit Autologus pada Rekayasa Jaringan untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia”, Prof Mirta berhasil menjadi Guru Besar dalam Bidang Ilmu Fasial Plastik Rekonstruksi Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher FKUI. Pada prosesi pengukuhannya, dipimpin langsung oleh Ketua Dewan Guru Besar (DGB) UI, Prof Harkristuti Harkrisnowo, SH, MA, PhD, dan disiarkan secara virtual melalui kanal YouTube Universitas Indonesia dan UI Teve. Dalam acara tersebut, tampak hadir Mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) yang juga mantan Rektor Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan, Prof Dr H Moermahadi Soerja Djanegara, SE, MM, Ak, CA, CPA, CSFA.; Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia DKI Jakarta I, Putra Nababan; dan Ketua Kolegium Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Indonesia, Dr dr Trimartani, Sp.THTBKL, SubspFPR(K), MARS.
Prof. Mirta berhasil menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Umum di FKUI pada 1999. Masih di kampus yang sama, Prof Mirta berhasil meraih gelar Spesialis-1 THT BKL pada 2006. Lalu, ia melanjutkan Fellowship in Rhinoplasty, Otorhinopharyngology Department, Asan Medical, Center, Seoul, South Korea. Pada 2014, ia berhasil mendapatkan predikat cumlaude dalam Program S3 Ilmu Kedokteran FKUI.
Beberapa karya ilmiahnya dalam beberapa tahun terakhir, di antaranya Single stage maxillofacial reconstruction combined radical surgery for managing juvenile ossifying fibroma: A Case Report (2023); Stability Evaluation of Royal Jelly Gel (2023); The Effect of Plastic Tape Seal to Reduce Face Seal Leak in Respirator N-95 type 1860 (2023); Multiple Approaches for Managing Complex Opthalmic Blunt Trauma: A Case Report (2021); dan Efficacy of Combining Hyaluronic Acid and
Platelet-Rich Fibrin in Diabetic Foot Ulcer (2021).