Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak menghasilkan limbah biomassa padat dan dapat dimanfaatkan, seperti produksi limbah padat dari perkebunan minyak sawit sebesar 182 juta ton per tahun, produksi padi sebesar 65,5 juta ton per tahun, dan dari produksi jagung sebesar 18,8 juta ton per tahun. Biomassa mengandung 3 fraksi utama, yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin dan setiap fraksi mengandung senyawa polimer.
Prof Dijan menyampaikan, pemanfaatan ketiga komponen biomassa menjadi bahan-bahan kimia yang berguna akan lebih efisien jika ketiganya dipisahkan lebih dahulu, karena mengandung monomer-monomer dengan tipe senyawa-senyawa yang berbeda. Untuk memanfaatkan ketiga fraksi tersebut diperlukan fraksionasi dengan kondisi reaksi yang sedang (moderate). Salah satu jenis fraksionasi yang mulai banyak digunakan adalah fraksionasi organosolv yang menggunakan pelarut organik dan katalis asam pada suhu di bawah 200 derajat Celsius untuk memproduksi selulosa padat, lignin padat dan monomer xilosa dari hemiselulosa.
Untuk mengarahkan pada produk tertentu, dalam menghindari terbentuknya produk samping dan meningkatkan produk bio-oil, proses pirolisis harus dilengkapi dengan katalis (pirolisis katalitik) dan dilakukan dengan waktu reaksi yg cepat (pirolisis cepat) atau gabungan keduanya. Dengan pirolisis cepat secara katalitik, selulosa, hemiselulosa dan lignin masing-masing bisa dikonversi menjadi platform chemicals hidroksimetil furfural, furfural, dan fenolik.
Karena itu, proses pirolisis merupakan proses antara (intermediatory process) untuk mengkonversi bahan polimer pada biomass padat yg tidak bernilai menjadi monomer-monomer yang kemudian bisa dikonversi menjadi bahan-bahan kimia bernilai yang bisa dimanfaatkan manusia. Di samping mengubah bahan biomassa menjadi bio-oil yang dimanfaatkan sebagai platform chemical, proses pirolisis juga mampu mengubah biomassa menjadi char (arang) pada kecepatan pemanasan rendah dan menjadi gas. Char bisa digunakan sebagai umpan pada gasifikasi, sebagai bahan bakar dan karbon aktif, sedang gas bisa digunakan sebagai bahan bakar.
Melalui penelitiannya yang berjudul “Teknologi Pirolisis untuk Kemajuan Industri Kimia berbasis Biomassa” ini, Prof. Dijan berhasil menjadi Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI). Pada prosesi pengukuhannya, dipimpin langsung oleh Rektor UI, Prof Ari Kuncoro, SE, MA, PhD, dan disiarkan secara virtual melalui kanal YouTube Universitas Indonesia dan UI Teve.
Prof Dijan berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya di Institut Teknologi Bandung (ITB), pada 1984. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di University of Manchester Institute of Science and Technology (UMIST) dan lulus pada 1991. Selanjutnya, ia berhasil mendapatkan gelar doktornya pada 2019 dalam bidang Teknik Kimia di UI.
Beberapa karya ilmiahnya dalam tiga tahun terakhir, di antaranya Moderate hydrogen pressures in the hydrogenation of alkenes using a reactor with hydrogen gas self-inducing impeller (2022); Effect of heating rate on oil yield and composition in co-pyrolysis of polypropylene and triglycerides from refined palm oil using ZrO2.Al2O3.TiO2 catalyst (2022); Economic Potential of the Manufacture of Acrolein and Propylene Glycol from Glycerol (2021); Effect of Impeller Rotational Speed on Biofuel Characteristics in Non-Oxygenated Bio-oil Hydrogenation Reaction using Gas Self-Inducing Impeller (2021); dan Co-pyrolysis of crude palm oil and polypropylene in a stirred tank reactor to produce non-oxygenated bio-oil (2021).