Perpustakaan UI yang menjadi pusat pelaksanaan Festival PPM UI ramai dipenuhi peserta kirab budaya dan para pengunjung. Peserta kirab budaya berarak mengelilingi kampus UI dengan diiringi musik bende yang dibawakan oleh pemusik tradisional dari Desa Senden, Kota Boyolali, Jawa Tengah.
Adapun rombongan kirab budaya terdiri atas Cucuk Lampah, pembawa bendera Merah Putih dan bendera UI, Putri Domas yang membawa nampan bunga mawar, gunungan, Pimpinan UI beserta Panitia Festival PPM UI, pemain angklung yang merupakan mahasiswa Program Studi Jawa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI, Jathilan dan penari Topeng Ireng, serta peserta umum.
Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya (PPKB) FIB UI Dr Ari Prasetiyo yang juga koordinator Pentas Seni Budaya pada Festival PPM UI menyampaikan, kirab budaya merupakan sebuah arakan yang melambangkan kegembiraan dan ucapan terima kasih atas dukungan sivitas akademika UI dan masyarakat sehingga Festival PPM UI dapat terlaksana dengan baik.
Kirab Budaya juga memberikan ruang dan aktualisasi bagi para pelaku kesenian serta memperkenalkan kepada masyarakat akan keberagaman seni budaya Nusantara. “Kami berharap dengan mengundang para pekerja seni langsung dari daerahnya masing-masing, mampu meningkatkan semangat mereka yang kebanyakan anak muda serta menjaga eksistensi budaya Nusantara,” ujarnya.
Dalam rangkaian kirab budaya, gunungan berisikan makanan hasil bumi, seperti sayur-mayur dan buah-buahan yang telah dijunjung dan diarak, kemudian diperebutkan oleh para pengunjung pada malam penutupan Festival PPM UI.
Seusai prosesi kirab budaya, festival dilanjutkan dengan kegiatan sedekah bumi sebagai ungkapan terima kasih kepada bumi yang memberikan kehidupan. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara simbolis dalam bentuk pelepasliaran ikan oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI drg Nurtami PhD SpOF(K) dan pelepasliaran burung dara oleh Direktur PPM UI Prof Agung Waluyo.
Festival PPM UI 2023 dimeriahkan dengan sejumlah pertunjukan seni budaya, seperti Jathilan, Jlantur, Topeng Ireng, dan Pencak Silat Kelabang Liar. UI juga menghadirkan penampilan Gong si Bolong, yakni kesenian yang hampir punah asal Tanah Baru, Kota Depok. Kehadiran Gong si Bolong di Festival PPM UI diharapkan mampu mencegahnya dari kepunahan sehingga kesenian tersebut dapat lestari dan menjadi warisan budaya Kota Depok.
Selain kesenian tersebut, Insan Keluarga Besar Sumba (IKBS) Jabodetabek turut hadir dalam festival membawakan beragam penampilan, yakni peragaan tenun Sumba, Tari Kataga, Tari Woleka, dan Manu Wolu. IKBS membawa Tim Pakalaka dan Payawa sebagai pengiring tari-tarian. Tidak ketinggalan, para pemusik dengan gong dan tambur juga didatangkan langsung dari Sumba.
Penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam ajang tahunan Festival PPM UI diharapkan dapat memperkuat serta menyosialisasikan program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat UI. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mendekatkan tradisi dan budaya Nusantara kepada sivitas akademika UI maupun masyarakat umum.
Baca juga:
Berdayakan Perajin dari Kota Boyolali, Panggung Festival PPM UI Lambangkan Kekayaan Indonesia