Hal itu dijabarkan Prof Ari ketika tampil sebagai salah satu pembicara dalam seri seminar Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA UI) yang disiarkan secara daring pada kanal Youtube UI, ui.id/Youtube.
“Terus terang, pada awal-awal, kami menghentikan semua kegiatan belajar-mengajar di FKUI selama 2 sampai 2 bulan, kecuali untuk program spesialis,” ujar Prof Ari. Menurut Prof Ari, kegiatan belajar-mengajar untuk spesialis memang sulit untuk dihentikan karena materi pembelajaran mereka berbasis skill kompetensi yang menuntut interaksi langsung dengan pasien.
Keputusan untuk memulai kembali kegiatan belajar-mengajar juga harus disertai pertimbangan yang matang. “Kita menunggu sampai tahu cara penularannya. Dengan mengetahui cara penularan, kita tahu cara pencegahan dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menjamin keamanan mahasiswa kita,” ujarnya.
FKUI memulai kembali kegiatan perkuliahan dengan mengubah metode pembelajaran dari kegiatan tatap muka menjadi kegiatan pembelajaran daring. Meski begitu, bagi kegiatan yang benar-benar membutuhkan interaksi tatap muka, tetap diizinkan untuk diselenggarakan selama menerapkan aturan-aturan yang sudah dibuat oleh FKUI.
Selama pemberlakuan belajar melalui daring (online), ada hal yang memang tidak bisa dilakukan lewat virtual, seperti praktik klinik. Kegiatan praktik klinik ini dilakukan secara luring (offline), dengan membagi mahasiswa ke dalam kelompok-kelompok kecil guna mencegah penularan.
Beberapa upaya dilakukan FKUI dalam menjaga keamanan peserta didik, seperti pembuatan buku panduan pengajaran selama pandemi, pemberian bantuan alat pelindung diri (APD), dan perlindungan asuransi bagi mahasiswa yang terjun langsung ke rumah sakit. FKUI juga melakukan riset evaluasi pembelajaran daring yang dipublikasikan di jurnal internasional.
Hasil evaluasi ini dijadikan dasar FKUI dalam melanjutkan metode pembelajaran daring. Sebab, dalam riset ini terungkap bahwa mahasiswa ternyata siap dengan metode ini, walaupun tingkat pemahaman mereka memang menjadi berkurang karena tidak adanya interaksi langsung dengan dosen.
Dalam riset ini juga terungkap bahwa perubahan metode belajar ini berpengaruh terhadap beberapa hal. Salah satunya, terhambatnya riset-riset program magister kedokteran, terutama riset yang membutuhkan data lapangan.
Selain itu, FKUI melakukan penerimaan mahasiswa baru dengan metode wawancara daring. Menariknya, FKUI juga memberikan semacam kuliah singkat sebanyak empat sesi bagi para dosen agar dapat beradaptasi dengan sistem pembelajaran daring dan membuat sesi kelas menjadi lebih menarik bagi para mahasiswa.
Berbagai perubahan tersebut ternyata berdampak signifikan terhadap anggaran pembelajaran yang semakin membesar, terutama untuk mendukung keamanan mahasiswa yang turun ke lapangan. “Untungnya FKUI mempunyai jejaring alumni dan orangtua mahasiswa yang baik sehingga kita banyak mendapat dukungan dana serta sponsor. Bahkan, ongkos mahasiswa yang harus kembali ke Jakarta dari daerah pun, bisa kami bantu,” terang Prof Ari.
Pengadaan tes swab gratis, dukungan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, serta insentif bagi para peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis yang turun ke lapangan juga dilakukan FKUI. Ia berpendapat, FKUI sudah sangat baik dalam melakukan adaptasi pendidikan-pengajaran selama pandemi Covid-19.
FKUI adalah fakultas kedokteran tertua dan salah satu fakultas kedokteran terbaik di Indonesia sehingga selalu menjadi favorit dalam penerimaan mahasiswa di UI. Saat ini, FKUI telah menjalin berbagai kolaborasi dengan berbagai pihak dalam upaya penanganan Covid-19, di antaranya terlibat dalam upaya pembuatan vaksin Merah-Putih RI, terjun langsung ke masyarakat, serta bekerja sama dengan Fakultas Teknik UI dalam membuat ventilator kesehatan “Covent-19”.
Semua ini dilakukan FKUI sebagai bagian tanggung jawabnya sebagai institusi pendidikan yang berusaha memberikan solusi bagi bangsa melalui kompetensi akademiknya.