Para akademisi Universitas Indonesia (UI) berkolaborasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menghasilkan sebuah buku berjudul Buku Saku Desa Tangguh Bencana Lawan Covid-19. Peluncuran dan bedah buku dilakukan secara daring pada Webinar Seri 22 FKM UI, Rabu (5/8/2020).
Webinar ini dihadiri Letjen TNI Doni Monardo (Kepala BNPB/Ketua Satgas Penanganan Covid-19), Dr Nata Irawan (Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kemendagri), Prof Ari Kuncoro SE MA PhD (Rektor UI), Dr dr Sabarinah Prasetyo MSc (Dekan FKM UI), serta tim penyusun buku. Sebanyak 74.953 desa seluruh Indonesia akan menerima buku saku versi digital atau e-book, sedangkan bagi desa tertinggal, terdepan, dan terluar di Indonesia akan menerima buku fisik.
Buku saku ini akan menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan desa, mulai dari kepala desa sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di desa, Badan Permusyawaratan Desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa, Badan Kerjasama Desa, TP-PKK Desa, Posyandu, kader kesehatan, warga desa, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh adat, hingga satuan keamanan lokal, meliputi Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan petugas puskesmas.
Tim penyusun terdiri atas Dr Rachma Fitriati (Fakultas Ilmu Administrasi UI), Dr Robiana Modjo (Fakultas Kesehatan Masyarakat UI dan Ketum PAKKI), Prof dra Fatma Lestari (FKM UI dan Disaster Risk Reduction Center/DRRC UI), dr Adang Bachtiar (FKM UI dan IAKMI), serta Debby Paramitasari MDisMgt (DRRC UI, penyunting buku).
Pembahas pada bedah buku kali ini adalah dr Suir Syam MPH (Komisi IX DPR RI), Dr Kirana Pritasari (MQIH), dr Eni Gustina MPH (Sesditjen Kesmas Kemenkes RO), Lilik Kurniawan ST MSi (Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB), Dr Ede Surya Darmawan SKM MDM, Baequni SKM MKM PhD, Husain Nawawi SIP (Kepala Desa Tammangale, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat), dan moderator Dedi Supratman SKM MKes.
Doni Monardo menuturkan, “Covid-19 bukanlah rekayasa dan bukan konspirasi. Covid-19 ibarat malaikat pencabut nyawa bagi kelompok rentan. Program pencegahan harus menjadi program utama dan unggulan. Untuk itu, perlu memanfaatkan seluruh media untuk edukasi, sosialisasi, dan mitigasi. Kami berharap buku ini dapat menjadi pegangan aparat desa di dalam memberikan sosialisasi dan mitigasi Covid-19.”
Nata, mewakili Mendagri, mengatakan, “Menteri Tito Karnavian menyambut baik kehadiran buku saku ini. Diharapkan kehadiran buku ini dapat memberi manfaat besar bagi pemerintah desa dalam mengambil langkah dan kebijakan di dalam menghadapi pandemi Covid-19. Kementerian Dalam Negeri mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memasuki Adaptasi Kehidupan Baru (AKB). Pemerintah desa harus membangun program unggulan khas desa masing-masing untuk mengantarkan seluruh masyarakat desa untuk masuk ke pintu gerbang perubahan. Buku terbitan Penerbit Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri akan menjadi pedoman bagi seluruh pemerintah desa untuk memastikan seluruh desa di Indonesia memiliki kemampuan untuk menuju Tatanan Normal Baru: Produktif dan Aman Covid-19.”
Rektor UI juga menyampaikan, “Buku Saku Desa Tangguh Bencana Lawan Covid-19 merupakan wujud kolaborasi Tri Dharma Perguruan Tinggi UI dengan Kemendagri, Gugus Tugas, Kemenkes, dan BNPB. Susutnya aktivitas ekonomi di kota besar akibat Covid-19 memicu gelombang pengangguran sehingga meningkatkan gelombang pulang kampung. Oleh karena itu, UI terpanggil melaksanakan riset pengabdian masyarakat bertemakan Covid-19, di antaranya riset membangun model pentahelix untuk pengendalian bencana rekayasa sosial desa tangguh dengan perspektif preventif dan promotif. Diharapkan buku ini dapat menjadi pedoman dan pegangan di dalam mengambil langkah dan kebijakan untuk desa-desa di Indonesia.”
Dalam pemaparannya, Rachma mengatakan bahwa buku ini adalah bentuk kontribusi UI bagi pemangku kepentingan di desa yang tentunya membutuhkan pedoman untuk menjadi acuan bersama. “Di dalam buku ini, kami memberikan beberapa tips dan strategi praktis dalam mencegah penularan Covid-19, seperti cara melakukan physical distancing, isolasi mandiri, edukasi terkait virus Covid-19, termasuk dalam menghadapi era ‘normal baru’ dan Adaptasi Kebiasaan Baru,” ujarnya.
Rachma juga menyebutkan, desa merupakan pertahanan terdepan dalam Desa Tangguh Bencana Lawan Covid-19. “Desa harus berlomba untuk melakukan yang terbaik guna menangkal bencana non-alam, secara bersama, dari pusat sampai daerah dengan pendekatan preventif promotif. Kami mengusulkan, sebagai contoh, Satu Desa Satu Tenaga Kesehatan Masyarakat.”
“Buku ini merupakan pedoman bagi perangkat desa di dalam menyiapsiagakan desa menjadi tangguh dan mandiri di dalam menghadapi potensi bencana dan krisis atas akibat pandemi Covid-19. Diharapkan desa di Indonesia mampu menghadapi dan memulihkan sendiri. Penyusunan buku dilakukan melalui penggalian ide dari semua pemangku kepentingan desa dan juga telaah literatur dari berbagai sumber. Diharapkan buku saku ini benar-benar dapat menjadi suatu buku panduan yang padat, mudah dipahami dan diimplementasikan pada seluruh pemangku kepentingan di desa tentang bagaimana menghadapi pandemi Covid-19,” imbuh Prof Fatma.
Lebih lanjut, Robiana menambahkan, “Buku ini juga menjelaskan tips praktis adaptasi kebiasaan baru dan upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di tempat kerja/kantor Desa serta di tempat umum. Buku ini juga melibatkan dan menjadi karya dari mahasiswa S-1 K3 FKM UI sebagai bagian dari Praktik Belajar Lapangan.”