Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (Pengmas FMIPA UI) yang diketuai Rika Tri Yunarti MEng PhD (dosen Departemen Kimia FMIPA UI) menjalankan program pengmas untuk memperkenalkan dunia sains aplikatif kepada anak-anak SD.
Rika melibatkan 12 mahasiswa Departemen Kimia FMIPA UI untuk mendemonstrasikan percobaan kimia melalui metode yang menyenangkan menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di lingkungan. Sebanyak 35 siswa SD dan enam pengelola panti asuhan hadir dalam kegiatan yang berlangsung pada 8-9 Agustus 2020 di Yayasan Berkah Sejahtera Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Depok, dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Bahan-bahan kimia kerap kali dipahami sebatas materi yang sangat berbahaya sehingga harus dijauhi anak-anak. Padahal, banyak hal dalam kehidupan manusia yang erat kaitannya dengan kimia. Maka, melalui kegiatan belajar interaktif ini, anak-anak dapat terstimulus rasa keingintahuan dan ketertarikannya terhadap dunia sains, khususnya ilmu kimia,” ujar Rika.
Pada hari pertama kegiatan, tim menyajikan dua ragam metode percobaan aplikatif. Metode pertama adalah fun science dengan membuat foaming volcano, tisu hipnotis, dan non-newtonian fluid yang memanfaatkan bahan-bahan yang aman serta mudah ditemukan di lingkungan sekitar.
Metode kedua adalah fun experiment. Pada kegiatan ini, para peserta melakukan percobaan kimia sederhana dan pengamatan dengan menyaring air tercemar menggunakan arang hingga menghasilkan air yang jernih. Percobaan lainnya, do it yourself soap, yaitu praktik membuat sabun sebagai langkah efektif dalam melindungi diri dari paparan Covid-19.
Rika mengungkapkan, peserta paling antusias dengan percobaan foaming volcano, yaitu mereaksikan baking soda dengan cuka hingga mengeluarkan gas karbon dioksida yang menyerupai erupsi pada gunung.
Masih dalam rangkaian pengmasnya, Rika dan tim juga mendeklarasikan Gerakan Kota Depok Menuju Zero Waste City. Deklarasi dilakukan pada agenda seminar lingkungan yang bertujuan untuk mendorong para peserta mengelola limbah mulai dari diri sendiri dan dari lingkup terkecil yaitu rumah tangga.
“Kami menyampaikan materi ke dalam dua sesi, yaitu langkah-langkah mengelola limbah rumah tangga yang mudah untuk dilakukan, dan langkah reduce, reuse, recycle (3R), pemilahan sampah organik dan anorganik, sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan pusat daur ulang sampah di sekitar rumah. Pemaparan materi dilengkapi dengan pemutaran video. Selain itu, kami juga menggelar focus group discussion dengan topik ‘Mengapa Kita Harus Membuang Sampah pada Tempatnya?’,” kata Rika.
Ia berharap agar rangkaian pengmasnya turut dapat menanamkan kepedulian siswa SD sejak dini akan pentingnya upaya menjaga kebersihan lingkungan, serta meningkatkan kemampuan peserta dalam mengolah sampah rumah tangga yang masih bisa dimanfaatkan guna mencapai zero waste.