Inovasi tersebut merupakan hasil pengolahan limbah plastik polypropylene (PP) menjadi base oil yang merupakan minyak dasar penyusun pelumas. Tim Lubritech mengembangkan produk ini di bawah bimbingan Guru Besar DTK FTUI, Prof Dr Ir Dijan Supramono, MSc. Berkat ide inovatif ini, tim berhasil meraih Juara 1 kategori Tribology pada kompetisi Think Efficiency 2023 yang diselenggarakan oleh Shell Indonesia dan Society Renewable Energy (SRE) Indonesia. Pada kompetisi yang diumumkan Kamis (19/10) ini, Tim Lubritech berhasil menyisihkan 50 tim mahasiswa dari universitas lain di Indonesia.
Ide inovatif tersebut didasari dari fakta penggunaan plastik yang meroket di berbagai industri dan rumah tangga. Sayangnya, plastik memiliki sifat yang tidak mudah terurai sehingga akan merusak lingkungan di masa depan. Salah satu jenis plastik yang paling umum digunakan, yaitu plastik PP yang terdapat dalam botol minuman, wadah makanan, dan berbagai kemasan konsumen lainnya. Plastik PP ini berkontribusi besar dalam permasalahan akumulasi sampah plastik di seluruh dunia.
“Selain itu, perlu diingat bahwa Indonesia merupakan negara penyumbang limbah sampah plastik terbesar kedua di dunia dengan jumlah mencapai 64 juta ton sampah plastik setiap tahunnya. Untuk menangani masalah serius ini, mendaur ulang plastik menjadi kunci untuk mengurangi polusi plastik. Tim Lubritech telah menjawab tantangan ini dengan inovasi yang mereka wujudkan dalam produk bernama X-PELBO,” kata Fionna Aurell.
Umumnya, pelumas mesin menggunakan base oil bermutu tinggi yang berasal dari minyak bumi yang dimurnikan. Inovasi tim Lubritech merupakan gebrakan baru sebagai solusi dan inovasi untuk mendukung lingkungan yang berkelanjutan dengan menciptakan X-PELBO.
“Dengan mengusung semangat ‘the best lubricant begins with the best base oil’ X-PELBO membawa beragam keunggulan. Selain menjadi solusi pengolahan limbah plastik PP dengan nilai jual tinggi, produk ini juga mengurangi ketergantungan pada sumber daya minyak bumi yang tidak dapat diperbarui. X-PELBO juga menonjolkan kemampuan penguapan, stabilitas, dan daya pelumasan yang luar biasa. Hal penting lain yang menjadi keunggulan adalah harga pasar X-PELBO yang 76 persen lebih murah daripada produk kompetitor, dengan harga hanya Rp 11.999 per liter,” ujar Ariadne Jasmine.
Lebih lanjut ia menyampaikan, dalam proses produksi X-PELBO melibatkan tiga tahapan, yaitu pirolisis, hydrocracking, dan distilasi. Pada tahap pirolisis, pertama-tama limbah plastik PP dipanaskan tanpa oksigen pada suhu 524 derajat Celsius selama 10 menit, proses ini memutus rantai panjang plastik PP. Pada proses hydrocracking, rantai karbon C30 dipecah menjadi C16. Ini adalah rantai karbon penyusun base oil yang diinginkan. Tahap terakhir adalah distilasi atmosferik yang dilakukan sebanyak dua kali untuk memisahkan produk utama (C16) dari produk samping (C3 dan C8).
Walaupun berasal dari pengolahan limbah plastik PP, base oil dalam X-PELBO mencapai sekitar 70-80 persen pada setiap pelumas dengan kualitas terbaik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Viscosity Index dari X-PELBO mencapai angka 120 dengan kadar sulfur di bawah 0,2 persen, sehingga termasuk dalam Base Oil grup III, yang merupakan salah satu base oil kelas unggul.
Dekan FTUI Prof Dr Heri Hermansyah, ST, MEng, IPU., mengatakan, “inovasi Tim Lubritech adalah bukti bahwa mahasiswa FTUI memiliki daya kritis yang kuat dan mampu memberikan alternatif inovatif yang mendukung keberlanjutan lingkungan. Tim Lubritech tidak hanya menghadirkan solusi yang brilian, tetapi juga memberikan inspirasi tentang potensi besar generasi muda Indonesia dalam mengatasi tantangan energi dan lingkungan.”
Think Efficiency 2023 merupakan ajang kompetisi hasil kolaborasi antara Shell Indonesia dengan SRE Indonesia. Kompetisi ini merupakan kompetisi yang bertujuan untuk mendorong mahasiswa aktif yang memiliki minat dalam bidang energi, tribologi, dan digitalisasi untuk menghasilkan inovasi-inovasi yang efisien dan berdampak positif.