Berdasarkan Peraturan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional No. 5/2020, pertanian adalah salah satu sektor prioritas di Indonesia. Pertanian berdampak langsung terhadap ketahanan pangan, sebab Indonesia merupakan negara dengan konsumsi beras dalam jumlah besar di dunia. Dalam penelitian tersebut, Jawa Barat dipilih sebagai area riset karena merupakan tempat terkonsentrasinya riset dan inovasi antarperguruan tinggi bereputasi, terutama terkait topik agriteknologi dan agribisnis. Selain itu, penelitian inovasi pertanian ini juga didukung oleh Gubernur Jawa Barat melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2020–2024.
Riset kolaborasi ini merupakan bagian dari proyek Higher Education Institutions Generating Holistic and Transformative Solutions (HEIGHTS) dan sub-proyek Supporting Holistic Actionable Research in Education (SHARE). Untuk membagikan hasil penelitian yang telah dicapai dan mengumpulkan umpan balik dari berbagai pihak terkait, Smart City UI mengadakan diseminasi hasil riset yang pada Rabu (23/8) lalu, di Hotel Aloft TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari USAID Mission Indonesia, Dr Donald Tambunan, dan 29 peserta yang merupakan pimpinan atau perwakilan dari direktorat inovasi perguruan tinggi yang menjadi sampel, serta inovator dosen ataupun mahasiswa. Hadir beberapa perwakilan perguruan tinggi seluruh Indonesia seperti Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Pasundan (Unpas), Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Hasanuddin, dan Universitas Andalas. Turut hadir pula perwakilan dari instansi pemerintah, seperti Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional; serta Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung.
Advisor Smart City UI, Prof Dr Heri Hermansyah, ST, MEng, IPU, menyebut bahwa keterlibatan aktif perguruan tinggi dalam ekosistem inovasi pertanian di Jawa Barat menjadi pilar fundamental dalam mewujudkan transformasi sektor pertanian. Menurutnya, temuan riset yang disampaikan dalam diseminasi hasil riset menggambarkan potensi luar biasa dari kolaborasi ini untuk menciptakan solusisolusi berkelanjutan dan revolusioner.
“Kami berharap hasil riset ini menjadi pijakan bagi langkah-langkah lebih lanjut dalam memperkuat sinergi antara institusi pendidikan dan pihak-pihak terkait di sektor pertanian, demi masa depan pertanian Indonesia yang lebih berkelanjutan dan inovatif,” ujar Prof Heri yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik UI.
Melalui penelitian ini, Smart City UI mempelajari Jawa Barat sebagai ekosistem inovasi regional dan pertanian sebagai sistem spesifik domain untuk mempelajari fungsi ekosistem, keberadaan aktor, termasuk perguruan tinggi dan kualitas kolaborasi antar aktor. Hasilnya diharapkan dapat memberikan pembelajaran dan praktik yang dapat ditransfer ke ekosistem inovasi lainnya sehingga dapat memperkuat
ekosistem dan keterlibatan perguruan tinggi dalam inovasi di Indonesia. Kepala Peneliti Proyek HEIGHTS Indonesia sekaligus Advisor Smart City UI, Ahmad Gamal, S.Ars, MSi, MUP, PhD, menekankan bahwa tujuan utama riset adalah mendorong inovasi yang lebih mendalam dan menciptakan ruang bagi pertumbuhan individu yang telah teredukasi. Ia mengatakan, “Riset seharusnya menghasilkan invensi, sehingga dapat menumbuhkan peluang bagi sumber daya manusia yang sudah dilatih. Inovasi seharusnya menjadi sarana bagi insan perguruan tinggi untuk memahami dan menciptakan metode baru, sehingga memiliki dampak yang relevan dengan permasalahan dunia nyata.”
Untuk mengimplementasi hasil riset ini, pemerintah menyatakan dukungannya bagi perguruan tinggi yang terlibat dalam ekosistem inovasi dengan fokus pada sektor pertanian. Plt. Direktur Kemitraan Riset dan Inovasi BRIN, Dr Muhammad Amin, ST, MSi, menyampaikan bahwa ada beberapa regulasi yang disiapkan untuk mendukung riset dan inovasi, salah satunya adalah tax deduction. “Pertanian adalah sektor prioritas nasional. Oleh karena itu, selain regulasi, BRIN juga menyediakan program-program pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan daya saing global. Salah satu yang dikembangkan adalah melalui program scouting talent,” ujar Dr Muhammad Amin.
Penelitian yang berlangsung selama 2 tahun ini kini berada di fase tiga atau tahap akhir, setelah fase satu dilaksanakan pada Februari hingga Mei 2022, dan fase dua pada Agustus 2022. Pada fase satu dilakukan kajian tinjauan pustaka dan identifikasi pemangku kepentingan utama, sementara pada fase dua, dilaksanakan dua lokakarya dengan menggunakan metode system thinking dan pemetaan aktor.
Ke depannya, hasil penelitian ini akan digunakan untuk memperkuat sinergi kolaboratif, serta menggairahkan pertumbuhan ekosistem inovatif yang semakin tangguh di sektor pertanian Jawa Barat.