Pusat Pengurangan Risiko Bencana atau Disaster Risk Reduction Centre Universitas Indonesia (DRRC UI) menggagas webinar bertajuk “Pentahelix Kepemimpinan Maluku Lawan Covid-19”. Kegiatan tersebut berlangsung pada Jumat (28/8/2020).
Tujuan kegiatan ini untuk melihat kisah dan kiat sukses masing-masing daerah dalam menangani Covid-19, sebagaimana tertuang dalam buku Pengalaman Indonesia Menangani Wabah Covid-19 dan buku saku Desa Tangguh Bencana Lawan Covid-19 karya sivitas akademika UI. Sebelumnya, DRRC UI juga menggelar webinar dengan pembahasan serupa di Sumatera Barat.
Kegiatan ini terselenggara berkat dukungan dan kerja sama dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Provinsi Maluku, TP-PKK Maluku, Universitas Pattimura Ambon, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (AIPTKMI), dan Perhimpunan Ahli Kesehatan Kerja Indonesia (PAKKI).
Pertemuan virtual tersebut dihadiri Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena, Kepala Pusdiklat BNPB Berton Panjaitan, Ketua DRRC UI Prof Dra Fatma Lestari MSi PhD, dan Rektor Universitas Pattimura Ambon Prof Dr Marthinus J Saptenno SH MHum, dengan moderator dr Agustin Kusumayati MSc PhD yang merupakan Ketua Asosiasi AIPTKMI dan Sekretaris Universitas Indonesia.
Sementara itu, narasumber webinar ini di antaranya Dr Rachma Fitriati MSi MSi (Han) (Dosen FIA UI/perwakilan penulis buku “Desa Tangguh Bencana”), Fransiskus Pati Herin (wartawan Harian Kompas desk Maluku), Widya Pratiwi Murad Ismail (Ketua TP-PKK Maluku), Kasrul Selang ST MT (Sekretaris Daerah Maluku/Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku), dan Dr Ede Surya Darmawan SKM MDM (Ketum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia-IAKMI), Dr Robiana Modjo SKM MKes (Ketum PAKKI).
Sedangkan para penanggap, yaitu Drs Lucky Wattimury MSi (Ketua DPRD Maluku), Richard Louhenapessy SH (Wali Kota Ambon), Salhana Pelu SSos (Raja Negeri Hitu Lama), Noviarsano Manullang (Kepala Bank lndonesia Provinsi Maluku), Dr Abdullah Latuapo MPd I (Ketua MUI Maluku); Pastor Inno (tokoh Katolik di Maluku), Pdt Prs AJS Werinussa MSi (tokoh Kristen Maluku); dan Jefrey Slamta (Kelompok Budidaya Botol Bekas).
Berton Panjaitan mengatakan, Pemerintah Provinsi Maluku dapat menjadi rujukan penanganan Covid-19 bagi provinsi lain di Indonesia. “Sejak beberapa tahun lalu, BNPB menggalakkan Program Desa Tangguh Bencana. Dengan adanya pandemi Covid-19, program tersebut dapat lebih disosialisasikan lagi.”
Rachma Fitriati berpendapat, desa adalah pertahanan terdepan dalam Negeri Maluku Tangguh Bencana lawan Covid-19. Ia merekomendasikan kebijakan Satu Negeri (desa) Satu Tenaga Kesehatan Masyarakat untuk memperkuat pentahelix dalam penanganan Covid-19 di Bumi Raja-Raja.
Pendekatan pentahelix di Kota Ambon, kata Wali Kota Richard Louhenapessy, yakni masyarakat sebagai episentrum yang secara bersinergi dan simultan bergerak bersama untuk menghalau Covid-19 di Kota Ambon Maluku. “Pola utama dengan memperkuat negeri atau desa sebagai masyarakat yang sangat homogen dengan pendekatan kultural.”
Sekda Maluku Kasrul Selang menambahkan, “Satgas dan pemerintah daerah mengobati yang sakit, memperketat pintu masuk, melindungi yang sehat melalui kampung masker, realokasi dan refocusing, jaring pengaman sosial yang seluruhnya dilakukan melalui berbagai pendekatan kearifan lokal dan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan atau baku keku toma lawan Covid-19, mulai dari Forkompinda, TP-PKK, pemuda, perempuan, NGO, sampai Bapak Raja Negeri.”
Sementara itu, Raja Negeri Hitu Lama Salhana Pelu berpandangan, “Bencana Covid-19 ini semakin mengeratkan rasa persaudaraan masyarakat dan pemerintah sebagai tanggung jawab bersama. Dana desa seluruhnya dialokasikan untuk kebutuhan di lokasi karantina, bahkan warga secara sukarela menyumbangkan makanan bagi mereka yang dikarantina.” Ia juga menekankan perlunya upaya melawan stigma bahwa virus dianggap seperti aib.
Sementara itu, dukungan dari pihak legislatif dijelaskan oleh Lucky Wattimury. “Legislatif dalam penanganan Covid-19 menekankan pentingnya kekuatan sosial dari tokoh agama, tokoh adat, organisasi masyarakat, pemuda, dan perempuan. Komponen ini harus menjadi kekuatan utama dalam mengatasi penyebaran Covid-19.”
Semangat gotong-royong juga menguat selama pandemi. Kodam XVI/Pattimura Manurut Jefrey Slamta dan Ketua TP-PKK Maluku Widya Pratiwi Murad Ismail menggalakkan program Jumat Berbagi Masker.
Jefrey mengungkapkan, “Kami turut berkontribusi pendistribusian ikan segar dari keramba Program Emas Biru bagi pasien Covid-19, baik di Wisma Atlet maupun prajurit Secapa AD, dengan mendapat dukungan dari Kodam XVI/Pattimura dan Garuda untuk proses kargonya.”
Adapun dari perspektif manajemen, kata Melkiades Laka Lena, krisis ini merupakan risiko yang dinilai sama derajatnya dengan peluang, sehingga seharusnya kita sebagai sebuah entitas bangsa dapat melihat kesempatan. Ia mendorong Pemerintah Indonesia untuk segera memprioritaskan tiga pilar, yaitu Indonesia Sehat, Indonesia Bekerja, dan Indonesia Tumbuh dengan melibatkan peran multisektor.
ikanLebih lanjut, Ede Surya Darmawan menekankan pentingnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang harus dilaksanakan dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, sampai negeri raja, sesuai pesan Presiden Jokowi.
Senada dengannya, Robiana Modjo, mengingatkan agar Bapak Raja atau kepala desa dapat menjadikan buku Desa Tangguh Bencana sebagai pedoman dalam melawan Covid-19. Ia menjelaskan, “Dengan mengedepankan kearifan lokal, Bapak Raja dapat menggerakkan warganya untuk bersama-sama memutus penularan Covid-19 di desa dengan penegakan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir) harus terus disosialisasikan.”
Terakhir, Fatma Lestari menyampaikan, “Kami menghargai kerja sama dari Pemerintah Provinsi Maluku dengan keberagaman suku, agama, dan ratusan raja dengan kearifan lokal masyarakat Maluku, kekayaan budaya gotong-royong dengan pendekatan pentahelix.”