Tim pengabdi masyarakat (pengmas) dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), yang diketuai Dr Dra Evi Martha MKes bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Depok memberikan pelatihan daring kepada 39 guru dari 13 sekolah luar biasa (SLB) di Kota Depok, pada 13–16 Oktober 2020.
Aksi nyata yang dijalankan oleh para akademisi FKM UI tersebut merupakan bagian dari kegiatan pengmas sebagai upaya meningkatkan peran guru SLB dalam mengedukasi kesehatan reproduksi remaja tunagrahita di Kota Depok. Pelatihan dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi pertama bagi 19 guru SLB yang dilakukan pada 13–14 Oktober 2020. Sesi kedua dilaksanakan pada 15–16 Oktober 2020 yang diperuntukkan bagi 20 guru SLB.
Evi mengatakan, informasi mengenai kesehatan reproduksi sangat penting untuk diberikan kepada remaja, termasuk kepada remaja disabilitas, yang di antaranya adalah remaja tunagrahita. Sayangnya, pendidikan seks dan kesehatan reproduksi bagi remaja disabilitas tampaknya masih jarang mendapat perhatian di kalangan pendidik.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Habeahan tahun 2014, lanjut Evi, di salah satu SLB di Jakarta Timur, menyebut, guru di SLB tersebut kurang memperhatikan permasalahan seks pada remaja tunagrahita dikarenakan minimnya sumber informasi yang diperoleh, serta merasa tabu membahas seks.
“Seiring dengan minimnya pendidikan seks bagi anak berkebutuhan khusus menjadikan sebagian di antara mereka cenderung mudah dimanipulasi sehingga kerap kali dijadikan obyek pelecehan dan pelampiasan seksual. Pelecehan seksual terhadap anak dan remaja disabilitas dua kali lebih tinggi daripada anak normal,” kata Evi.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Evi dan tim menggagas rangkaian program pelatihan kesehatan reproduksi remaja tunagrahitha berkolaborasi dengan Oktina Burlianti MSi, psikolog (Direktur sekolah Citta Bangsa), serta Loveria Sekarrini SKM MKM (Ketua Badan Khusus Kesehatan Remaja IAKMI).
Pada hari pertama, pelatihan diawali dengan pemberian materi mengenai pengenalan tentang remaja tunagrahita, pengenalan dasar kesehatan reproduksi remaja (aku dan tubuhku), isu terkait perilaku seksual pada anak tunagrahita. Selanjutnya pada hari kedua, para peserta diberikan materi terkait pengenalan perilaku seksual berisiko (Aku dan Lingkunganku), dan teknik komunikasi serta peran orangtua-guru dalam mendampingi anak remaja tunagrahita.
Pada akhir kegiatan, peserta dipandu untuk membuat rencana tindak lanjut pasca-pelaksanaan pelatihan. Para peserta diminta untuk menyosialisasikan informasi yang diperoleh ke sesama guru yang lain di sekolahnya, serta membuat program edukasi mengenai kesehatan reproduksi di sekolahnya masing-masing dengan pendampingan dari Tim Pengmas dan Diknas.
Satu bulan pasca-pelatihan, tim Pengmas FKM UI juga akan melakukan pertemuan kembali untuk mempresentasikan kegiatan implementasi yang sudah dilakukan. Metode pelatihan dilakukan dengan ceramah, diskusi dan tanya jawab, studi kasus, pendampingan, serta pemutaran film bertemakan kesehatan reproduksi remaja.
Tim pengabdi masyarakat FKM UI terdiri atas Dr Dra Evi Martha MKes, Dr Dadan Erwandi SPsi MSi, Aisyah Putri Mayangsari SKM MPHAdv, Indah Jamiatun Hasanah SKM MKM, Resvi Siti Zulfa SKM, dan Miranda Astari SKM.
“Diharapkan melalui intervensi yang kami berikan kepada para guru SLB dapat diaplikasikan disosialisasikan kepada orangtua/wali murid maupun teman kerja lainnya,” pungkas Evi.