Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) berkolaborasi dengan Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, meluncurkan program Duta Bijak Bergawai bagi siswa sekolah dasar. Pelantikan para Duta Bijak Bergawai dilakukan pada 30 November 2020, di SD Tanah Sareal 1, SDIT Al Munawar, dan SDIT Al Azhar Bogor.
Sebanyak 42 murid SD terpilih sebagai Duta Bijak bergawai. Para duta tersebut diharapkan mampu menyebarkan informasi kepada teman-teman sebayanya tentang kecanduan gawai, mengenali atau melakukan deteksi dini kecanduan gawai, serta mampu memberikan pertolongan pertama psikologis sederhana pada teman yang mengalami kecanduan gawai.
Pemilihan Duta Bijak Bergawai merupakan satu dari sejumlah rangkaian program pengabdian masyarakat (pengmas) yang dilakukan oleh Ns Ice Yulia Wardani MKep SpKepJ, dosen Keperawatan Jiwa FIK UI, beserta para mahasiswa Program Spesialis Keperawatan Jiwa FIK UI angkatan 2020.
Kegiatan berlangsung 14–30 November 2020 secara daring dengan tiga agenda utama, yaitu edukasi tentang perkembangan anak usia sekolah, pelatihan bijak bergawai bagi siswa SD, dan seminar daring bagi guru dan orangtua tentang “Pencegahan Kecanduan Gawai pada Anak Usia Sekolah”.
Program edukasi perkembangan dan pelatihan bijak bergawai dilaksanakan sebanyak enam sesi pertemuan melalui aplikasi video conference. Puncak kegiatan berupa pelantikan siswa SD sebagai Duta Bijak Bergawai.
Pada sesi seminar daring bagi orangtua dan guru, Tim Pengmas FIK UI juga menggandeng tim Peduli Jiwa dengan pemateri pakar dr Brihastami Sawitri SpKJ. Fokus dari program ini adalah membangun perilaku sehat dan bijak dalam menggunakan gawai pada anak usia sekolah agar terhindar dari kecanduan gawai.
Menurut Ice, kegiatan ini didasari atas permasalahan penggunaan gawai pada anak yang cukup mengkhawatirkan. “Berdasarkan survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2017 tercatat sebanyak 55 persen anak Indonesia berusia 8–18 tahun menggunakan gawai rata-rata 8 jam setiap harinya. Ditambah dengan kondisi pandemi saat ini juga berdampak pada peningkatan frekuensi penggunaan gawai khususnya pada anak sekolah.”
Fakta ini yang menggerakkan Ice dan tim untuk berupaya memberikan intervensi guna menekan peningkatan risiko terjadinya kecanduan gawai. “Anak usia sekolah ini merupakan salah satu kelompok rentan terhadap masalah kesehatan jiwa. Kecanduan gawai dapat menyebabkan masalah kesehatan jiwa yang memengaruhi perkembangan dan kualitas hidup pada anak usia sekolah,” jelas Ice.
Senada dengannya, Kepala Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor drg Masayu Rubianti MKM menyampaikan, kecanduan gawai pada anak usia sekolah merupakan suatu permasalahan yang serius sehingga perlu bersama-sama untuk antisipasi dan mencari solusinya.
“Puskesmas Tanah Sareal menyambut baik dan sangat mendukung Program Duta Bijak Gawai, yang akhirnya menjadi pilot project di puskesmas atau di Kelurahan Tanah Sareal. Terlebih dibangun dengan kerja sama lintas sektor yang baik untuk menjamin keberlangsungan program yang dilakukan sehingga anak-anak yang dilatih dapat berperan untuk membantu teman-teman sebaya yang mengalami kecanduan gawai,” ujar Masayu.
Ice dan tim berharap program pengmasnya ini dapat diduplikasi di sekolah, puskesmas, maupun layanan lainnya, agar dapat menekan dampak buruk dari penggunaan gawai yang berlebihan pada anak. “Kami berharap anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi emas Indonesia pada masa bonus demografi pada masa mendatang.”