Tim Pengabdian Masyarakat (pengmas) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) yang diketuai drg Ambar Kusuma Astuti SpPM yang juga dosen Departemen Ilmu Penyakit Mulut (IPM) FKG UI, melaksanakan penyuluhan daring bertajuk “Senyum Masa Depan Indonesia: Kesehatan Gigi dan Mulut Terkait Perilaku Berisiko pada Remaja Usia Sekolah Menengah Atas”.
Seminar daring diikuti 130 peserta yang terdiri atas siswa-siswi dan guru SMAN 77 Jakarta Pusat pada Selasa, 24 November 2020. Materi yang diangkat yakni kesehatan gigi dan mulut secara umum; bahaya rokok, alkohol, dan narkoba terhadap rongga mulut; serta infeksi menular seksual yang terjadi di rongga mulut.
Tim Pengmas FKG UI menghadirkan narasumber, yaitu drg Yurina Alhayu (PPDGS Penyakit Mulut FKGUI), drg Ratna Kumala Indrastiti SpPM, dan Dr drg Indriasti Indah Wardhany SpPM(K), dosen Departemen IPM FKG UI.
Menurut Ambar, kegiatan ini beranjak dari permasalahan yang terjadi di usia remaja, yaitu perubahan psikologis dan sosial yang ditandai dengan meningkatnya perilaku meniru dan eksplorasi bersama teman sepergaulan. Hal memberikan peluang bagi remaja untuk terpapar berbagai perilaku berisiko.
Survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tentang kesehatan reproduksi remaja 2017 pada kelompok usia 15–24 mengenai berbagai perilaku berisiko pada remaja seperti merokok, minum alkohol, konsumsi narkoba, dan pergaulan bebas, menunjukkan, perilaku tersebut rupanya jamak dijumpai saat ini. Beberapa perilaku bahkan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Perilaku berisiko tersebut, kata Ambar, semuanya dapat memengaruhi kesehatan, termasuk di rongga mulut. Kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol sejak usia dini akan memperburuk berbagai penyakit kronis dan kelainan rongga mulut pada masa yang akan mendatang.
“Bau mulut, warna gusi yang menghitam, penyakit gusi dan jaringan penyangga, infeksi dan luka yang sukar sembuh, serta peningkatan risiko keganasan rongga mulut pada masa depan adalah berbagai efek buruk dari merokok yang jamak ditemui. Beberapa penyakit menular seksual juga dapat terjadi pada rongga mulut. Ditemukannya hal-hal tersebut pada remaja dapat menunjukkan aktifnya perilaku berisiko pada usia remaja,” ujar Ambar.
Dr drg Febrina Rahmayanti SpPM(K), Ketua Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKGUI, menambahkan, upaya kesehatan gigi dan mulut di sekolah lebih banyak dilakukan di tingkat sekolah dasar, dan jarang dilanjutkan di tingkat sekolah menengah.
“Sementara itu, tidak bisa dimungkiri banyak masalah kesehatan, sosial dan perilaku yang baru timbul di masa remaja. Maka dari itu, kami merancang program sedemikian rupa untuk menyasar anak usia remaja di tingkat pendidikan menengah atas agar mereka pun dapat teredukasi dengan baik,” kata Febrina.
Pada kegiatan ini, Tim Pengmas FKG UI memberikan penyuluhan dengan topik terkait kesehatan gigi mulut dan perilaku berisiko untuk para remaja. “Kegiatan ini bertujuan peningkatan pengetahuan, kesadaran, dan sikap, sebagai peningkatan upaya promotif dan preventif yang sangat diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut, dan menghindari perilaku berisiko pada remaja, sebagai generasi penerus bangsa yang unggul,” imbuh Febrina.
Antusiasme peserta terlihat tinggi dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan selama webinar dilaksanakan dan tanggapnya peserta dalam menjawab kuis. Kegiatan ini terlaksana berkat dukungan hibah dari Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI (DPPM UI) dengan skema Aksi UI untuk Negeri: Ramah Anak.
“Kami berharap positive vibes kegiatan ini dapat diteruskan sehingga remaja dapat menghindari perilaku berisiko yang dapat mempengaruhi kesehatan secara umum dan kesehatan rongga mulut,” pungkas Febrina.