Sebagai upaya menekan mata rantai penularan kasus demam berdarah dengue (DBD), Tim Program Pengabdian Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (Pengmas FKM UI), menyelenggarakan kegiatan pelatihan dan praktik pemantauan jentik mandiri bagi para juru pemantau jentik (Jumantik) skala rumah tangga.
Tim yang diketuai Prof dr Haryoto Kusnoputranto SKM DrPH (Guru Besar FKM UI) dan beranggotakan Nurina Vidya Ayuningtyas SKM MKM, Dhiya Farah Athaya Wijaya SKL, Olivia Purnamasari SKL, serta Dr Laila Fitria SKM MKM ini bekerja sama dengan para ibu rumah tangga di Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Kota Depok. Sebanyak 83 peserta berpartisipasi dalam pelatihan yang berlangsung pada 28 November 2020.
Menurut Prof Haryoto, memasuki Desember yang merupakan musim hujan, kerap muncul wabah musiman seperti DBD. Pemberitaan mengenai Covid-19 tak dimungkiri turut mengalihkan perhatian kita tentang DBD.
Per Juli 2020, Kementerian Kesehatan mencatat 71.633 kasus DBD dengan laporan kasus terbanyak berasal dari Jawa Barat, sebanyak 10.772 kasus. Depok yang merupakan salah satu kota di Jawa Barat turut menyumbang 288 kasus DBD.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, telah mengarahkan agar Jumantik skala rumah tangga harus dihidupkan kembali untuk memastikan tidak ada sarang nyamuk di rumah warga.
“Melalui program ini, kami ingin meningkatkan pengetahuan, kepedulian, dan partisipasi warga sebagai Jumantik, terutama ibu rumah tangga dalam mengurangi temuan jentik untuk memutus mata rantai penularan kasus DBD dalam skala rumah tangga,” kata Prof Haryoto.
Menurutnya, melalui program ini, para ibu diminta memantau tempat-tempat yang berpotensi menjadi perindukan nyamuk secara mandiri, mampu melakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi perkembangbiakan jentik, dan mampu mengambil tindakan yang tepat apabila menemukan jentik di lingkungan rumah masing-masing.
Untuk menjamin kegiatan pemantauan jentik mandiri berjalan baik dan lancar, Tim Pengmas FKM UI juga telah membekali para ibu dengan pelatihan berjudul “Pelatihan Ibu PKK Aktif Lawan Jentik” serta memberikan buku saku “Pedoman Pencegahan Kasus DBD Skala Keluarga”. Kegiatan pelatihan dilakukan secara virtual sebagai bentuk komitmen tim dalam upaya mencegah penularan Covid-19 yang dapat terjadi dari kegiatan berkumpul.
“Meski dilakukan secara virtual, ibu-ibu antusias dalam mengikuti kegiatan pelatihan. Tim Pengmas FKM UI memaparkan mengenai bagaimana cara penularan DBD, mengenalkan jenis nyamuk penyebab DBD, memberikan gambaran tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk DBD, dan upaya pencegahan efektif dalam memutus mata rantai penularan kasus DBD skala rumah tangga,” ujar Prof Haryoto.
Husna, salah satu peserta pelatihan, mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat dengan pemaparan yang jelas dan mudah dimengerti. “Wawasan saya jadi bertambah, terima kasih Tim Pengmas FKM UI.”
Tim Pengmas FKM UI juga meminta ibu rumah tangga mempraktikkan pemantauan jentik di rumah masing-masing dan upaya yang perlu dilakukan untuk memutus mata rantai penularan DBD. Para ibu melakukan pemantauan jentik di tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk seperti tatakan dispenser, tempat minum hewan, penampungan air kulkas, tempayan air, vas bunga, dan tanaman air di rumah masing-masing.
Selain itu, tim Pengmas FKM UI meminta para ibu untuk mendokumentasikan praktik tersebut dalam video berdurasi 3 menit. Video inilah yang digunakan untuk memantau apakah kegiatan yang dilakukan ibu-ibu sudah benar.