Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (Pengmas FIK UI) melaksanakan pelatihan penanganan cedera sederhana bagi siswa sekolah dasar (SD). Sebanyak 58 murid kelas 4 sampai 6 SD mendapat edukasi mengenai penanganan pertama pada luka, memar, atau terkilir sehingga diharapkan mampu menjadi perawat cilik bagi dirinya maupun temannya saat berhadapan dengan cedera ringan.
Kegiatan ini diperuntukkan bagi siswa-siswi SDN Banyu Biru 02, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, pada Jumat dan Sabtu, 27–28 Oktober 2020.
Tim Pengmas FIK UI terdiri atas dosen FIK UI, yaitu Ns Shanti Farida Rachmi MKep SpKepMB (Ketua Pengmas) dan Ns La Ode Abd Rahman, beserta enam orang mahasiswa program sarjana dan magister FIK UI.
“Kami berharap para siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menangani cedera ringan serta mampu mencegah cedera berlanjut sehingga tidak berisiko menimbulkan kecacatan atau infeksi. Rangkaian pelatihan terdiri atas perawatan luka, baik penanganan luka pertama, luka berdarah, memar, maupun terkilir,” ujar Shanti.
Tim Pengmas FIK UI juga turut menyerahkan sumbangan berupa first aid bag bagi pihak sekolah yang dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan siswa di sekolah.
Menurut Shanti, program ini berangkat dari potensi kerentanan terhadap cedera sebagai konsekuensi tumbuh kembang pada usia tersebut. Berdasarkan data riset yang dilakukan WHO, anak laki-laki memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk terkena cedera dibandingkan dengan anak perempuan. Penyebab utama cedera anak adalah terjatuh saat bermain dan aktivitas olahraga.
“Kami juga merujuk pada data riset Notosiswojo dkk yang menyebutkan bahwa cedera akibat rumah tangga karena terkena benda tajam atau terjatuh, terpeleset atau terkena air panas memiliki persentase lebih tinggi di daerah pedesaan dan terjadi lebih banyak pada anak berusia 0–20 tahun,” imbuh Shanti
Dalam menjalankan kegiatan ini, Shanti dan tim tetap menerapkan protokol kesehatan serta melakukan pembagian masker dan hand sanitizer kepada para peserta. “Kami juga meminta para peserta untuk duduk dengan menjaga jarak dan membatasi jumlah peserta dalam satu ruangan. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung program pemerintah 3M (menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, dan menjaga jarak),” ujar Shanti.
Tak hanya penyampaian materi, Shanti dan tim juga melakukan demonstrasi terkait perawatan pada cedera, baik luka kecil, luka berdarah, memar, maupun terkilir. Jika luka cukup parah, anak-anak juga diberikan pengetahuan dan keterampilan menilai luka dan inisiatif mencari bantuan orang dewasa di sekitar mereka.
Kegiatan diakhiri dengan pengukuran antropometri kepada peserta yang mencakup tinggi badan dan berat badan yang menjadi data bagi kegiatan selanjutnya bersama pihak sekolah. Tim Pengmas FIK UI juga melakukan identifikasi lingkungan sekolah dalam mendukung sekolah ramah anak.
Salah satunya, ruang unit kesehatan sekolah (UKS) dan guru penanggung jawab UKS sebagai sarana dan sumber daya penanganan kesehatan pertama bagi siswa di sekolah. Tim berharap kegiatan ini akan terus berlanjut sebagai bentuk pengabdian sivitas UI bagi masyarakat Indonesia.