Pengmas ini bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Depok yang diwakili Irma Arlini Dewi dan Lusi Nurbaiti Badri, serta Dinas Lingkungan Hidup Kota (DLKH) Bogor yang diwakili Dimas Tiko Prahadisasongko.
Kegiatan ini dilaksanakan secara daring pada 23 Februari 2021 yang diikuti oleh 30 peserta. Para peserta merupakan petugas kebersihan yang berasal dari Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) se-Kota Bogor.
Materi penyuluhan meliputi penjelasan mengenai penyebab penyakit Covid-19, cara penularan, cara pencegahan, pengelolaan sampah yang baik untuk mencegah penularan Covid-19, penggunaan alat pelindung diri (APD), seperti masker, sarung tangan, pakaian, sepatu bagi petugas sampah, cara membersihkan peralatan sampah, cara pengumpulan sampah, kendaraan pengangkut sampah, kebersihan tempat penampungan sampah sementara (TPS) atau tempat pengolahan sampah berbasis 3R.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan di beberapa provinsi di Indonesia sejak 10 April 2020 berdampak pada banyak hal. Mulai dari berbelanja bahan kebutuhan pokok secara daring (online); sekolah, kuliah, bekerja, beribadah dilakukan di rumah; pertunjukan musik digelar virtual; hingga memesan makanan siap saji secara daring. Adanya peningkatan jumlah belanja makanan siap saji tersebut di sisi lain berdampak pada tingginya penggunaan kemasan dari plastik.
Selain itu, terdapat peningkatan pasokan APD sebesar 40 persen per bulan yang terdiri atas masker wajah dan sarung tangan bedah, yang diperkirakan tidak akan menurun selama periode pascapandemi hingga 2025 (data WHO, 2020). Peningkatan sampah medis secara global saat pandemi Covid-19 ini diprediksi mencapai 5 kali lipat dibandingkan sebelum terjadinya pandemi (ADB, 2020 dan UNEP, 2020).
Sampah rumah tangga juga mengalami kenaikan. Selama pandemi Covid-19, jumlah warga yang terindikasi positif di Indonesia mencapai lebih dari 1,4 juta kasus, dari yang tanpa gejala sampai kasus berat. Mereka yang terindikasi positif tanpa gejala sebagian besar melakukan isolasi mandiri di rumah.
Hal itu berdampak pada sampah domestik dan sampah medis/B3 tercampur di rumah tangga, yang berisiko terhadap petugas pengelola sampah jika tidak dikelola secara baik. Hal ini karena hasil riset menunjukkan bahwa virus Covid-19 mampu bertahan dalam material sampah dalam beberapa hari.
Dengan demikian, masih terdapat potensi risiko penularan Covid-19 pada pengelolaan sampah mulai dari sumber, pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir. Petugas pembersih sampah merupakan kelompok yang berisiko tertular Covid-19 sehingga perlu penyuluhan terkait pengelolaan sampah tersebut. Kenyataan di lapangan yang seperti ini melatarbelakangi dilakukannya kegiatan pengmas FKM UI.