Sejumlah akademisi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) yang tergabung dalam tim Periset Cluster Innovation and Governance (CIGO) FIA UI mengkaji tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap sikap masyarakat dalam polarisasi antara pandemi dan resesi, serta minat beli masyarakat terhadap beberapa sektor pada masa pandemi ini.

Penelitian yang bekerja sama dengan Tanoto Foundation tersebut menghasilkan strategi dan rekomendasi kebijakan untuk menekan krisis kesehatan dan krisis ekonomi di Indonesia akibat Covid-19. Tim peneliti terdiri atas Eko Sakapurnama, Nurul Safitri, Umar F Achmadi, Faris Bagus Pradana, dan Bunga Tiana.

Penelitian dilakukan terhadap 772 responden di wilayah Jabodetabek, dengan periode pengambilan data pada 14-30 September 2020. Dalam hasil penelitian yang diketuai Eko Sakapurnama (dosen periset senior CIGO FIA UI) disebutkan bahwa masyarakat cenderung mengurangi konsumsi di saat pandemi, khususnya pada barang sekunder dan tersier, sehingga otomatis perputaran ekonomi tersendat.

Responden cenderung menahan konsumsi pada sektor perjalanan (traveling) dan transportasi. Sektor aviasi (domestik maupun internasional), otomotif, serta produk perhiasan menjadi produk yang paling tidak diminati oleh responden. Sementara itu, sektor belanja makanan dan bahan makanan menjadi sektor yang paling diminati oleh konsumen.

Pada kajian ini, diperoleh insight pula bahwa sebanyak 21 persen atau 150 responden meyakini Covid-19 merupakan konspirasi elite global. Mayoritas responden yang menyatakan hal tersebut berasal dari Bogor dan DKI Jakarta, yaitu sebesar 24,1 persen dan 22,5 persen.

Responden yang masih meyakini isu tersebut memiliki karakteristik berpendidikan SMP–SMA, memiliki pengeluaran di bawah Rp 2,5 juta per bulan, dan mayoritas berusia 25–40 tahun. Penelitian ini juga menemukan hasil bahwa responden yang mempercayai Covid-19 adalah konspirasi elite global, mayoritas memiliki persepsi bahwa virus ini hanya berbahaya untuk masyarakat lansia dan masyarakat dengan komorbid (penyakit penyerta).

Lebih lanjut, meskipun responden memiliki persepsi untuk mematuhi prosedur kesehatan, sebanyak 18,8 persen atau 145 responden sering menggunakan masker dengan tidak benar. Tim periset CIGO FIA UI merekomendasikan agar pemerintah dapat terus melakukan edukasi secara lebih saksama melalui berbagai kanal (multimedia), dan dialog bersama tokoh masyarakat/ulama/pimpinan wilayah lokal (lurah, kader posyandu, puskesmas, RT/RW) agar masyarakat meyakini eksistensi dan risiko Covid-19 terhadap kesehatan.

Kebijakan promotif dan preventif kesehatan perlu ditingkatkan. Penegakan hukum juga perlu lebih ketat agar terbentuk budaya disiplin terkait protokol kesehatan Covid-19, baik oleh masyarakat maupun pelaku usaha.

“Kami juga merekomendasikan agar pemerintah mengintensifkan kebijakan surveilans, yaitu tracing, testing, dan treatment, mengingat kasus penularan harian Covid-19 di Indonesia terus meningkat meskipun PSBB total jilid 2 di DKI Jakarta sudah diterapkan. Kebijakan surveilans dapat diintensifkan dengan menggunakan segenap ASN kesehatan dan membuka tenaga relawan lulusan kesehatan masyarakat, ilmu keperawatan, maupun kedokteran,” ujar Eko.

Guna menekan dampak resesi akibat Covid-19, Eko dan tim merekomendasikan pemerintah perlu memberikan kebijakan stimulus ekonomi agar subsektor industri aviasi dan subsektor otomotif dapat terjaga keberlangsungan bisnisnya. Selain itu, pelaku bisnis di sektor ini juga harus melakukan berbagai inovasi dan pivot bisnis (pengembangan model bisnis) agar dapat melakukan strategi bertahan atau survival mode sampai dengan ekonomi normal kembali.

Eko juga menambahkan, pada penelitian ini, tampak preferensi konsumsi masyarakat ada pada sektor makanan dan bahan makanan merupakan tertinggi, sehingga kebijakan terkait food estate sudah tepat dan perlu diimplementasikan secara konkret agar dapat menghasilkan ketahanan pangan.