Athor Subroto SE MM MSc PhD, terpilih menjadi Direktur Sekolah Kajian Statejik dan Global (SKSG) periode 2021–2025. Ia mengungguli tiga kandidat lainnya, yaitu Prof Dr Sutanto Soehodho PhD, Abdul Muta’ali MA MIP PhD, dan Ali Abdullah Wibisono SSos MA PhD.
Proses asesmen dihadiri Rektor UI Prof Ari Kuncoro SE MA PhD, para wakil rektor, dan Sekretaris Universitas dr Agustin Kusumayati MSc PhD. Pengumuman ini dilakukan pada Kamis (18/2/2021) melalui kanal Youtube Universitas Indonesia.
Pada pemaparannya yang berjudul “SKSG UI: Bersiap Menjadi Unggul & Kompetitif”, Athor yang saat ini sebagai Pj Direktur SKSG UI menyampaikan bahwa ke depannya SKSG UI memiliki beberapa tantangan yang harus dihadapi.
“Pembukaan program S-2 dan S-3 perguruan tinggi asing di Jakarta, serta pembukaan prodi multidisiplin lain oleh internal UI menjadi suatu potensi tantangan yang harus kita hadapi pada masa mendatang,” ujarnya.
Untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut, Athor membagi rencana kerja menjadi program jangka pendek (2021–2022) dan jangka menengah (2022–2023). Untuk program jangka pendek, ia akan melakukan perluasan kerja sama dan kemitraan, percepatan pemenuhan jumlah dosen yang memiliki jabatan fungsional Lektor Kepala dan Guru Besar, penguatan pembelajaran jarak jauh (PJJ), massive open online course (MOOC), serta pembaruan fasilitas belajar-mengajar.
“Pembaruan fasilitas harus mengakomodasi konsep inclusive, gender equality, dan smart green dan harus bisa diterapkan di seluruh lingkungan SKSG,” ungkapnya.
Dalam jangka menengah, hal utama yang akan ia lakukan adalah memperkuat kerja sama internasional seperti kegiatan joint thesis supervision, pertukaran pelajar, dan visiting scholar/professor. Diharapkan, dalam jangka menengah, penguatan PJJ dan MOOC yang dilakukan akan membawa penguatan sisi finansial yang signifikan bagi SKSG.
Saat sesi tanya-jawab, Rektor UI bertanya kepada para kandidat tentang perubahan tren paradigma pendidikan di Barat yang kini lebih bersifat unbundling. “Dunia industri tidak lagi terlalu menekankan kepada gelar akademik, tetapi kompetensi profesional yang lebih terasah. Bagaimana respons adaptasi SKSG ke depan menghadapi bentuk perubahan ini?” ujarnya.
Athor memberikan jawaban dengan menekankan kepada peningkatan kualitas peserta didik dan finansial SKSG melalui pengembangan metode e-learning. Menurut Athor, program e-learning SKSG nantinya akan dilakukan dengan metode bilingual serta mempunyai nilai keindonesiaan yang tinggi sehingga diharapkan dapat menarik minat mahasiswa asing dan meningkatkan kualitas pendidikan SKSG.
Para kandidat yang telah memasuki tahap asesmen adalah mereka yang telah melalui proses penjaringan terlebih dulu. Penjaringan dilakukan dengan melihat kinerja akademis, penilaian kecakapan manajerial, kepemimpinan, jiwa kewirausahaan, dan kreativitas serta integritas.
SKSG UI resmi berdiri pada 2016 dengan dikeluarkannya Keputusan Rektor UI Nomor 1097/SK/R/UI/2016 setelah sebelumnya tergabung sebagai salah satu prodi dalam Program Pascasarjana UI Multidisiplin Ilmu. Sampai saat ini, SKSG UI memiliki 9 prodi tingkat S-2 dan 1 prodi S-3. Program doktor ini menjadi program S-3 pertama di Indonesia dalam bidang Kajian Stratejik dan Global.