Prof Dr dr Ninik Mudjihartni, MS dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Biokimia dan Biologi Molekuler di Universitas Indonesia (UI) pada Sabtu (19/8). Dalam pidato pengukuhannya, ia menyampaikan bahwa sel tubuh memerlukan pasokan oksigen untuk dapat menyelenggarakan semua aktvitas tubuh selama tumbuh dan berkembang. Hal ini terkait dengan kebutuhan energi yang dapat dihasilkan dari metabolisme subtrat metabolik baik, dalam kondisi aerob maupun anaerob. Energi dalam jumlah besar dapat dihasilkan hanya dari jalur aerob, yaitu jika ketersediaan oksigen cukup.

Hemoglobin (Hb) merupakan hemoprotein yang berperan menangkap oksigen untuk diedarkan ke seluruh sel yang membutuhkan, sedangkan mioglobin (Mb) berada di otot berperan untuk menyimpan oksigen sebagai cadangan persediaan oksigen untuk produksi energi sel otot. Hemoglobin dan mioglobin sudah dikenal sejak beberapa abad yang lalu, yaitu merupakan protein golongan globin atau juga disebut sebagai hemoprotein.

Lebih lanjut ia menyampaikan, dua protein golongan globin baru telah ditemukan, yaitu Neuroglobin (Ngb) dan Sitoglobin (Cygb) yang mempunyai struktur heksakoordinasi. Ngb merupakan suatu protein golongan globin ketga dengan struktur berupa monomer hemoprotein sepert mioglobin (Mb) dengan berat molekul 16 kDa. Menurut Burmester dan Hankeln, Ngb dapat berperan, sepert meningkatkan pasokan O2 ke mitokondria pada neuron yang aktf metabolisme; mencegah kerusakan neuron oleh pengaruh ROS/RNS yang dihasilkan oleh rantai pernapasan pada saat respirasi sel; berperan untuk detoksifkasi pengaruh buruk dari perubahan nitrogen oksida (NO) menjadi nitrat (NO3-) sebagai sinyal untuk mengendalikan tekanan darah pada keadaan hipoksia; Ngb bagian dari jalur transduksi sinyal yang menghambat disosiasi GDP-GαGβɤ menjadi GDP-Gα dan Gβɤ; dan Ngb merupakan bagian dari suatu reaksi redoks yang mereduksi sitokrom c.

Prof Ninik dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Biokimia dan Biologi Molekuler. Upacara pengukuhan tersebut dipimpin langsung oleh Rektor UI, Prof Ari Kuncoro, SE, MA, PhD, dan disiarkan secara virtual melalui kanal YouTube Universitas Indonesia dan UI Teve. Di hadapan Rektor, Sekretaris Dewan Guru Besar (DGB), Ketua Senat Akademik (SA), Dekan FKUI, dan para tamu undangan, Prof dr Ninik menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Peran Neuroglobin untuk Meningkatkan Ketahanan Kinerja Otak dalam Rangka Menciptakan Sumber Daya Manusia Indonesia yang handal”.

Penelitan awal yang dilakukan Prof dr Ninik menggunakan tikus sebagai hewan coba yang diberi perlakuan hipoksia sistemik kronik dalam sungkup hipoksia. Hipoksia sistemik kronik dibuat dengan cara mengalirkan gas dengan komposisi O2:N2 = 10 persen : 90 persen pada tekanan 1 atmosfer, selama 1, 3, 5, 7 dan 14 hari. Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa keadaan hipoksia selain memengaruhi keutuhan sel neuron terbukti juga menurunkan ekspresi protein Ngb.

Penelitan berikutnya yang berkaitan dengan ekspresi protein Ngb adalah penelitan pada pasien strok. Sampai sekarang, strok masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Strok merupakan penyebab utama kematan pada pasien rawat inap, juga merupakan penyebab cacat fisik atau disabilitas mental pada usia produktf dan lanjut usia. Perdarahan intraserebral spontan nontraumatk (supratentorial Intracerebral Hemmorrhage/ sICH) adalah salah satu penyebab strok hemoragik penyebab morbiditas dan mortalitas yang bermakna di seluruh dunia. Hasil dari penelitan ini didapatkan bahwa rasio relatf mRNA Ngb jaringan otak subjek strok meningkat 0,025 dibandingkan dengan mRNA darahnya. Hasil ini sesuai dengan penelitan sebelumnya yang menyatakan bahwa ekspresi Ngb meningkat pada kondisi hipoksia/iskemia.

Penelitan dilanjutkan dengan, mendeteksi dan mengukur protein Ngb di cairan serebrospinalis (CSS). Hasil penelitan lanjutan diharapkan dapat melengkapi gambaran kadar protein Ngb plasma, CSS, dan jaringan otak subjek strok. Hasil dapat membuktkan bahwa pada pasien strok hemoragik sICH, protein Ngb terdeteksi dan dapat diukur baik di dalam plasma, CSS, dan jaringan otaknya.

“Kondisi hipoksia terbukt menyebabkan kerusakan sel otak dan menurunkan ekspresi protein Ngb pada otak. Untuk meningkatkan ketahanan kinerja otak tentunya dibutuhkan pemenuhan energi yang adekuat. Hal ini dapat terpenuhi jika ketersediaan glukosa dan oksigen cukup. Ketersediaan oksigen tidak terlepas dari peran protein Ngb, yaitu sebagai protein yang memasok kebutuhan oksigen di otak. Maka dari itu kondisi hipoksia pada otak harus dihindari. Jika terjadi gangguan atau penyakit yang mengakibatkan hipoksia pada otak harus dilakukan upaya untuk mengatasi keadaan tersebut,” ujar Prof dr Ninik.

Dalam pengukuhan tersebut, hadir Ketua Konsil Kedokteran Gigi, Konsil Kedokteran Indonesia Prof Dr drg Melanie Sadono., MBiomed, PBO; Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Nasional Prof Dra Ernawat Sinaga, MBiomed; dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Prof Dr Dr dr Eka J Wahjoepramono, SpBs, PhD.

Pada 1985, Prof dr Ninik berhasil menamatkan pendidikan kedokterannya di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan S2 Ilmu Biomedik di FKUI pada 1997 dan masih di kampus yang sama ia berhasil mendapatkan gelar doktornya pada 2015 dalam Ilmu Biomedik. Beberapa karya ilmiahnya yang telah dipublikasikan dalam lima tahun terakhir, di antaranya Efect of Centella asiatca administraton on NT-3 and CDKN2A levels in adults rat brains (2022); Isolaton and characterizaton of neuroglobin and the reducing enzyme metneuroglobin (Neuroglobin Fe3+) from bovine brain tssue (2022); Kadar neuroglobin dan sitoglobin dalam plasma cairan serebro spinalis dan jaringan otak pasien strok hemoragik (2022); Comparing the efect of Centella asiatca L and Acalypha indica L to carbonyl and glutathione level brains of rats (2022); dan The Efects of Centella asiatca and Acalypha indica L extracts on aging process (2020).