Sektor pariwisata yang  mengalami dampak pandemi Covid-19, menggerakkan dosen Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) Deni Danial Kesa PhD untuk mengadakan sebuah program pengabdian masyarakat (pengmas) yang menyasar para pengelola desa wisata di Situ Cisanti, Desa Taruma Jaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Program pengmas yang diusung berupa perencanaan wisata baru, serta pendampingan dan pelatihan bisnis kreatif sebagai alat bantu promosi wisata alam. Diikuti 10 peserta perwakilan kompartemen usaha yang terdiri atas pemuda, perangkat desa, dan pengelola Badan Usaha Desa Taruma Jaya, pelatihan ini berlangsung pada 20 Oktober 2020, di Kantor BUMdes Utama 1979.

Menurut Deni, pandemi Covid-19 berdampak pula pada sejumlah desa wisata di Jawa Barat. Tingkat kunjungan yang menurun pada desa wisata tentu berdampak pada perekonomian warga setempat.

“Untuk itu, kami terjun ke masyarakat memberikan pendampingan dan pelatihan bisnis kreatif agar para pelaku desa wisata dapat melakukan berbagai terobosan dalam mendukung protokol kesehatan agar desa wisata tetap hidup dan berkembang dengan menerapkan kebiasaan baru di era normal baru ini. Pendampingan yang kami lakukan bertujuan untuk memaksimalkan potensi wilayah setempat, khususnya di Situ Cisanti,” katanya.

Situ Cisanti merupakan sebuah desa wisata yang mengusung konsep ekowisata. Selain pemandangannya yang indah dan sejuk, situ ini dilengkapi dengan trek olahraga. Deni dan tim melihat bahwa Situ Cisanti memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai tempat wisata religius atau wisata budaya.

“Kami telah melakukan pendampingan dan pelatihan untuk mempromosikan wisata alam Situ Cisanti. Pendampingan ini bukan hal baru bagi kami karena kami telah bersinergi dengan BUMdes dan KIM Taruma Jaya sejak dua tahun yang lalu. Kolaborasi ini dilakukan guna mewujudkan Desa Taruma Jaya sebagai desa yang mandiri mengelola aset potensi wilayah,” ujar Deni.

Selain memberikan pendampingan promosi wisata Situ Cisanti, Tim Pengmas Vokasi UI ini menemukan tempat yang cukup berpotensi untuk dijadikan sebagai tempat wisata alternatif, seperti kemah mewah atau glamping, atau wisata alam lainnya. Lokasi tersebut bernama Blok Bleg-blegan dan Kawasan Bukit Paesan. Deni dan tim tengah melakukan proses negosiasi dengan pihak Perhutani dan PTPN untuk hak guna pakai usaha bagi warga masyarakat dengan turut memperhatikan unsur lingkungan dan kesehatan.

Ketua Kelompok Informasi Media (KIM) Taruma Jaya Entep Permana mengapresiasi kerja sama yang bisa terjalin antara akademisi UI dengan perangkat desa. Menurut Entep, pendampingan yang dilakukan akademisi akan semakin mempertajam analisis potensi wilayah, dan memberikan pandangan baru mengenai alih teknologi yang dibutuhkan. Entep juga berharap kerja sama ini dapat dilakukan dalam jangka waktu panjang agar mampu mewujudkan desa wisata yang higienis, serta desa unggul secara teknologi digital. Dengan demikian, Situ Cisanti sebagai pusat wisata dan BUMdes sebagai katalisator pengembangan dapat tercapai.

Kegiatan ini terselenggara berkat dukungan dari Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek/BRIN) dan Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI. Deni dan tim berharap, upaya yang dilakukan mampu memberikan penguatan perencanaan manajemen dan bisnis kreatif bagi para penggiat wisata di desa tersebut, dan pada akhirnya dapat menggairahkan perekonomian warga setempat.