Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang telah terjalin sejak 1958. Pada bulan Mei tahun ini, relasi keduanya telah memasuki usia 65 tahun. Untuk memperingati jalinan kerja sama Indonesia–Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyelenggarakan seminar bertajuk “Indonesia-Japan Bilateral Relations: Celebrating 65 Years of Friendship and Cooperation, Moving Forward Together”. Acara yang berlangsung Senin (8/5) lalu ini diadakan di Auditorium Gedung I FIB UI dan dihadiri 300 peserta, baik secara daring maupun luring.

Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri, Kemlu RI, Dr Yayan Ganda Hayat Mulyana, menyebut hubungan Indonesia–Jepang yang terjalin selama enam setengah dekade perlu ditingkatkan melalui kerja sama dengan memanfaatkan berbagai kesempatan. Pemanfaatan kerja sama baru dapat dilakukan di bidang transformasi digital, transisi energi, serta kerja sama politik, pertahanan, dan keamanan. Selain itu, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, HE Kanasugi Kenji, juga mengatakan hubungan strategis kedua negara dapat mencakup nilai fundamental bersama, tujuan strategis, serta lingkungan strategis.

Selain memperluas kerja sama, keduanya juga perlu membangun ekonomi dan memperdalam interaksi. Duta Besar Indonesia untuk Jepang, HE Heri Akhmadi, mengatakan Indonesia dan Jepang akan menjadi pemain kunci regional untuk memastikan kawasan ini damai dan sejahtera bagi generasi mendatang. “Tahun ini adalah tahun penting bagi kedua negara dan merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan kolaborasi, sebagaimana yang tercermin dalam logo HUT ke-65 Jepang–Indonesia yang memiliki arti hitotsu no kokoro atau satu hati,” ujar Heri.

Dalam kesempatan itu, peluang kerja sama RI–Jepang terkait politik dan keamanan dibahas oleh Shofwan Al Banna C, PhD dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI dan Nobuhiro Aizawa dari Kyushu University. Adapun kerja sama di bidang ekonomi kedua negara dibahas oleh Direktur Asia Timur Kemlu RI, Santo Darmosumarto, dan Deputi Bidang Sistem dan Strategi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia, Raditya Jati, SSi, MSi.

Sejauh ini, kerja sama di bidang pendidikan juga telah dilakukan oleh FIB UI dengan beberapa universitas di Jepang. Melalui pertukaran mahasiswa dan dosen, FIB UI menjalin kerja sama dengan Kagoshima University, Gakushuin University, Hiroshima University, Tohoku University, Keio University, Kyushu International University, Tokyo University of Foreign Studies, Asia University, Chiba University, serta Nanzan University.

Menurut Wakil Dekan bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan FIB UI, Dr Untung Yuwono, SS, FIB UI menjalin hubungan baik dengan Jepang sejak lama. Ini ditandai dengan adanya Program Sarjana Studi Jepang di fakultas dan Program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Lembaga Bahasa Internasional FIB UI. Dalam beberapa tahun terakhir, bahkan di masa pandemi, mahasiswa asing banyak yang mempelajari bahasa dan budaya Indonesia meski secara daring. Kini, setelah pandemi Covid-19 mulai mereda, semakin banyak mahasiswa Jepang yang menimba ilmu melalui skema pertukaran mahasiswa secara luring.

“Mahasiswa dari Jepang merupakan kelompok peserta terbesar kedua. Tren ini membuka peluang bagi Indonesia, khususnya UI, dan Jepang untuk menghidupkan kembali program pertukaran pendidikan dan budaya serta mempererat hubungan di sektor tersebut,” ujar Dr Untung.