Kemenangan ini diraih berkat kerja sama anggota tim yang mengusung gagasan gamifikasi peta Indonesia sebagai teknologi mutakhir. Hal ini guna meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya gen Z tentang peta standar Indonesia dan sebagai percepatan pariwisata digital. Gamifikasi merupakan metode atau konsep pembelajaran daring yang menggunakan mekanika berbasis elemen-elemen yang ada di dalam sebuah permainan atau game sebagai pendekatan pembelajaran.
“Menurut kami, gamifikasi ini mampu membuat pembelajaran daring lebih menyenangkan. Lantaran ada semacam kepuasan sendiri ketika penggunanya berhasil mencapai hal-hal tertentu dalam gamifikasi itu,” ujar Hasyim menjelaskan latar belakang tim memilih ide gamifikasi.
Lebih lanjut ia mengatakan, inovasi ini mengonversikan data Digital Elevation Model Shuttle Radar Topography Mission (DEM SRTM) dari peta standar Indonesia, kemudian digabungkan dengan peta tutupan lahan dari lembaga informasi geospasial yang diproses ke dalam permainan Minecraft.
Tim menilai pemilihan game minecraft dalam proyek Sistem Informasi Geospasial (SIG) ini mampu mengasah kreativitas. Minecraft sendiri merupakan permainan sandbox yang dikembangkan oleh pengembang permainan asal Swedia Mojang Studios.
“Proyek ini menggabungkan data spasial konvensional dengan instrumen yang lebih relevan, menarik, dan sesuai tren masa kini,” kata Hasyim.
Ia menambahkan, proyek ini memanfaatkan perangkat lunak pengolahan data geospasial, yakni MicroDem dan WorldPainter untuk membuat ulang peta Indonesia di dalam permainan Minecraft. Selain itu, proyek ini juga memiliki kelayakan implementasi yang sangat signifikan dan potensi pengembangan yang dapat dibuktikan melalui beberapa uji coba yang telah dan akan dilakukan inisiator proyek.
Game ini menjadi salah satu opsi permainan yang telah banyak dijadikan media gamifikasi. Popularitasnya yang didukung dengan komunitasnya yang kreatif membuat Minecraft memiliki potensi eksplorasi yang tak terhingga.
“Minecraft yang memiliki fitur untuk create map berdasarkan imajinasi dan kreativitas kita memungkinkan pemain untuk menduplikasi berbagai bentang alam yang ada di kehidupan nyata,” kata Hasyim.
Dalam prosesnya, Hasyim dan tim berbagi tugas di tengah jadwal kegiatan perkuliahan yang cukup padat. Hasyim, ketua tim bertugas melakukan uji kelayakan dan potensi serta sebagai editor keseluruhan. Sementara itu, Abimanyu bertugas mengkalibrasi ruang virtual pada Minecraft dan melakukan pengujian ruang virtual.
Lalu, Azhari bertugas menganalisis kebaruan yang diusung serta memastikan relevansinya dengan Sustainability Development Goals (SDGs). Kemudian, Stella berperan dalam memproses data DEM SRTM yakni data yang menampilkan topografi atau bentuk permukaan bumi berdasarkan data ketinggian satelit yang akan digunakan sebagai world (ruang virtual) Minecraft.
Prestasi membanggakan ini diumumkan secara daring dalam acara Geo Connect Asia 2023, pada Kamis (16/3/2023). ASEAN Geospatial Challenge 2023: Geospasial Youth Edition merupakan kompetisi yang mempromosikan penggunaan teknologi dan informasi geospasial dalam rangka mendukung negara-negara Asia Tenggara dalam mencapai SDGs yang ditetapkan PBB. Kompetisi ini diikuti 33 tim dari berbagai negara dan ditargetkan untuk mahasiswa dari Institusi Pendidikan Tinggi (IHL) wilayah ASEAN.
Hasil dari gamifikasi yang telah dibuat oleh Tim ArtemiS dapat menjadi alat untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs, terutama pada tujuan Quality Education (4), Industry, Innovation, and Infrastructure (9), Peace, Justice, and Strong Institutions (16), dan Partnerships for The Goals (17).