Tim Akademisi dari Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (PPKB FIB UI) yang diketuai Mochamad Aviandy SHum MHum berhasil mengembangkan sebuah metode pembelajaran daring dan konten digital bertemakan ilmu-ilmu humaniora yang dinamai Cultural Literacy for Digital Society (CLDS).

Inovasi dari CLDS menghasilkan dua luaran, yaitu pembelajaran daring yang berkonsep audiovisual dan modul serta yang berkonsep hanya audio. Modul pembelajaran daring dengan tema “Sejarah Publik” (Public History) menggunakan platform pembelajaran yang dikembangkan mandiri oleh PPKB FIB UI. Sementara itu, medium pembelajaran daring yang berkonsep hanya audio menggunakan platform salah satu media sosial.

“Hadirnya metode pembelajaran ini menjadi salah satu solusi pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19. Pada umumnya, kebanyakan orang menggunakan aplikasi tertentu untuk hiburan mendengarkan musik, tetapi hasil riset tim PPKB FIB UI menemukan bahwa Spotify dapat digunakan sebagai media pembelajaran daring,” ujar Aviandy.

Plt Kepala Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Irsyad Zamjani mengapresiasi tim PPKB FIB UI yang telah menciptakan inovasi pembelajaran daring. “Metode ini merupakan bagian dari upaya internasionalisasi Sejarah Publik di seluruh dunia. Di Asia Tenggara, Indonesia merupakan yang pertama, yang ambil bagian dalam upaya ini. Oleh sebab itu, suatu kehormatan bagi Pusat Penelitian Kebijakan Kemendikbud RI untuk ambil bagian dalam upaya ini.”

Plt. Kepala Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Irsyad Zamjani, Ph.D

Tim riset PPKB FIB UI yang terdiri atas Kresno Brahmantyo, Wina Aprilia Tirtapraja, Hilman Handoni, dan perwakilan peneliti dari Kemendikbud, Genardi Atmadiredja, terinspirasi menciptakan metode pembelajaran ini berangkat dari adanya kesenjangan konsep literasi serta keterbatasan akses antara masyarakat kota dan masyarakat desa. Hal ini menjadi tantangan di tengah pandemi Covid-19 yang berbarengan dengan semangat Revolusi 4.0 Merdeka Belajar dari Kemendikbud.

Di kota-kota besar, akses terhadap koneksi internet yang memadai dan lancar cenderung mudah didapatkan. Akan tetapi, persoalannya akan jauh berbeda dengan kondisi di daerah, lebih-lebih di pelosok nusantara.

Hasil riset pengembangan metode pembelajaran daring CLDS tahun ini telah menghasilkan 2 seri modul, yaitu drakologi dan public history serta 2 season podcast. Kedua seri modul ini terdiri atas beragam video pembelajaran yang dibuat untuk memperkenalkan dan mempopulerkan kembali ilmu-ilmu humaniora di tengah gempuran konten bermazhab STEM-ilmu-ilmu sains dan teknologi.

Dekan FIB UI, Dr. Adrianus Laurens Gerung Waworuntu, S.S., M.A.

Seri video ini menjelaskan secara sederhana ilmu/konsep/riset dalam ilmu humaniora yang masih sangat relevan dan krusial untuk masa sekarang. Adapun luaran podcast berfokus untuk mengenalkan serta menganalisis kata-kata yang mempunyai beragam pemaknaan.

Konsep CLDS menggunakan konten yang direkam dari para narasumber ahli di bidangnya berupa Massive Open Online Course (MOOC), Seri Video, serta Podcast. CLDS mengusung tiga fitur keunggulan, yaitu pertama engaging, CLDS menggunakan konten multimedia, seperti teks, gambar, audio, video, dan infografik berkualitas tinggi yang didesain menarik dan efektif untuk dipelajari.

Kedua, interaktif, luaran dari CLDS yang berbentuk modul, secara optimal memfasilitasi interaksi antar semua pengguna melalui fitur-fitur seperti forum diskusi, group chats, konferensi video, serta live discussion. Ketiga, CLDS memiliki fitur seperti learner’s journal & blog dan mapping tool.

Beragamnya fitur ini bertujuan agar pemahaman pengguna terbentuk dari makna yang muncul dari interaksi-interaksi antara pemelajar dan sesama pemelajar, pembelajar, serta bahan-bahan yang dipelajarinya.

dua luaran CLDS, yaitu modul pembelajaran daring dan konten Spotify

Dekan FIB UI Dr Adrianus Laurens Gerung Waworuntu SS MA mengatakan, inovasi pembelajaran daring ini merupakan sumbangsih FIB UI memberikan solusi alternatif medium pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19. Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dosen dan para ahli kajian ilmu di FIB UI, terutama dalam hal pembelajaran daring serta literasi digital.

“Selain itu, CLDS merupakan representasi semangat pembelajar seumur hidup (lifelong learning) yang juga bagian dari Merdeka Belajar Revolusi Pendidikan 4.0. Oleh sebab itu, CLDS diciptakan untuk menjadi wadah pembelajaran ilmu humaniora bagi masyarakat digital,” ujar Adrianus.

Kegiatan ini dapat terlaksana atas dukungan hibah dari Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak) Kemendikbud. Pengembangan terhadap platform ini masih terus dilakukan dan diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat di Tanah Air secara luas. Penjelasan selengkapnya terkait modul pembelajaran daring CLDS serta tautan kanal podcast dapat dilihat di https://clds.fib.ui.ac.id/ dan https://open.spotify.com/show/7m9dPAK6qP4Ux6OUD10tZU (Kata Benda!).

Platform ini dirancang untuk memberikan akses kepada pemelajar tanpa terikat waktu, jarak, dan finansial dalam mempelajari ilmu-ilmu humaniora secara kolaboratif dengan sesama pemelajar dan para ahli. Selain itu, platform ini juga dapat menjadi salah satu sarana menciptakan jaringan pembelajaran personal (personal learning network) dan meningkatkan literasi digital para pemelajar dalam menggunakan, mengonsumsi, dan memproduksi informasi menggunakan internet.