Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) menyelenggarakan rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat (pengmas) berupa konseling Cemara (Counseling Minum Obat Antiretroviral Terapi) yang ditujukan kepada perawat yang merawat pasien HIV/AIDS. Kegiatan ini merupakan bagian dari pengmas sivitas akademika UI dengan skema praktik PPM di lapangan, yang melibatkan para dosen dan mahasiswa spesialis Imunologi FIK UI.
Kegiatan pengmas konseling Cemara diketuai Sri Yona SKp MN PhD (dosen FIK UI) dengan tim Ns Liya Arista MKep SpKepMB (dosen FIK UI) dan para mahasiswa Spesialis Keperawatan Medikal Bedah Peminatan Imunologi HIV, yaitu Reineldis Gerans MKep, Nancy Dida MKep, Novi Pampalia MKep, dan Khumaidi MKep.
Sebanyak 4 perawat yang menangani pasien HIV di Palembang dan 2 perawat bagi pasien HIV di Kupang terlibat aktif dalam pelatihan. Dari 6 perawat tersebut, mereka telah mengimplementasikan program Cemara pada pasien ODHA sebanyak 24 pasien selama 2 minggu.
Berdasarkan hasil evaluasi tingkat kepatuhan pasien, terlihat peningkatan tingkat kepatuhan pasien. Sementara itu, dari hasil survei percaya diri, terlihat peningkatan rasa percaya diri perawat setelah terlibat dalam program konseling Cemara.
Menurut Sri Yona, pengobatan HIV berlangsung seumur hidup dan dibutuhkan komitmen yang kuat dari berbagai pihak termasuk kepatuhan minum obat bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Tantangan yang ada di depan mata adalah rendahnya tingkat kepatuhan ODHA dalam meminum obat antiretroviral terapi (ART) sehingga akan mengurangi efek optimal dari ART dalam meminimalkan replikasi virus HIV di dalam tubuh ODHA.
Untuk itu, Sri Yona dan tim melakukan upaya memberikan pelatihan kepada para perawat agar mampu memberikan konseling kepada ODHA, dengan tujuan akhir yaitu meningkatkan kepatuhan minum obat ART bagi ODHA. Kegiatan ini diawali dengan sesi awal berupa sesi pemberian materi dasar tentang konsep dasar tentang HIV, terapi ART, dan konsep kepatuhan minum obat.
Sesi kedua meliputi pemberian materi konsep dasar konseling ART, serta booster materi HIV/AIDS yang telah disampaikan di sesi awal, serta diskusi hambatan minum obat ART dan solusinya. Sesi ketiga, berupa evaluasi diri perawat setelah menerapkan materi konseling ke pasien ODHA, serta tingkat kepatuhan pasien minum obat setelah diberikan konseling oleh perawat.
Kegiatan ini telah dilaksanakan selama Mei–Juni 2020. Menurut Sri Yona, timnya berupaya untuk menerapkan program konseling terstruktur bagi perawat sebagai upaya untuk meningkatkan kepatuhan minum ART bagi pasien yang dirawat oleh perawat.
“Program konseling ini terbukti mampu meningkatkan pengetahuan perawat tentang HIV/AIDS, serta rasa percaya diri perawat dalam memberikan konseling kepada pasien ODHA. Bagi ODHA, program Cemara ini mampu meningkatkan tingkat pengetahuan pasien akan HIV/AIDS serta mampu meningkatkan kepatuhan minum obat ART,” pungkasnya.