Departemen Geosains FMIPA UI melalui Program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (pengmas) melaksanakan kegiatan sosialisasi di wilayah Sukatani, Banten, mengenai tsunami dan risiko yang diakibatkannya.
Pengmas ini untuk meningkatkan kesadaran dan kepekaan masyarakat akan risiko bencana tsunami di kawasan tersebut. Selain itu, untuk mengedukasi masyarakat tentang langkah-langkah yang harus dipersiapkan dan dilakukan jika sewaktu-waktu terjadi tsunami.
Sosialisasi dilakukan secara roadshow pada beberapa Rukun Tetangga (RT) di Desa Sukatani dengan tetap mempraktikkan protokol kesehatan Covid-19 pada akhir tahun lalu. Alat peraga berupa standing banner dan pamflet berisi infografik, diserahkan kepada warga sebagai salah satu tools mengenali lebih jauh tentang tsunami.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diketuai Maryadi SSi MEng, didukung delapan orang mahasiswa FMIPA UI. Dalam melakukan sosialisasi tersebut, mereka menyampaikan penjelasan hasil-hasil penelitian internal maupun penelitian umum yang sudah dipublikasikan, dengan pendekatan yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Sejumlah ahli kebumian membicarakan kemungkinan terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami megathrust di bagian selatan Jawa. Bencana ini diprediksi akan dahsyat dan bisa terjadi kapan saja. Kajian-kajian ini secara tidak langsung mengingatkan agar masyarakat yang berada di sekitar daerah tersebut meningkatkan kewaspadaan terkait bencana gempa bumi dan tsunami, termasuk cara melakukan evakuasi.
“Masyarakat yang kami temui, sebagian besar belum memahami seberapa dekat kemungkinan bencana ini dengan mereka karena kajian-kajian ilmiah yang selama ini didengungkan tidak sampai kepada mereka yang justru berada dalam wilayah yang paling berisiko,” kata Maryadi.
Maryadi yang merupakan dosen dan Kepala Laboratorium Pemodelan Geofisika, Departemen Geosains, FMIPA UI, melanjutkan, oleh karena itu penting bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai tsunami, serta langkah-langkah yang harus dilakukan seandainya terjadi tsunami.
Sindi, salah seorang ketua RT di Desa Sukatani mengatakan, “Di sini, belum pernah ada yang melakukan edukasi tentang tsunami seperti ini. Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada kakak-kakak dari UI atas informasinya yang sangat bermanfaat. Kami menjadi lebih tahu tanda-tanda kalau ada tsunami walaupun tidak berharap akan terjadi nantinya.”
Pemahaman yang kurang tentang tsunami tersebut, tergambar juga dari pengakuan Upit, salah seorang tokoh masyarakat Desa Sukatani. Ia mengatakan, penduduk setempat sering kali panik ketika isu tsunami muncul, dan mereka melakukan evakuasi tanpa persiapan apa pun. “Ternyata, tidak terjadi bencana apa-apa, tapi malah barang-barang di rumah ada yang dicuri.”
Sebelum dilaksanakan sosialisasi ini, pihak Kelurahan Sukatani berkoordinasi dengan para ketua rukun warga (RW) untuk mengatur jadwal dan teknis kegiatan ini. Mereka juga ikut serta mendampingi kegiatan sosialisasi sejak awal hingga akhir.
“Kami sangat berterima kasih kepada pihak UI atas kesediaannya berbagi ilmu kepada masyarakat kami, dan mengingatkan tentang risiko tsunami di daerah kami. Alhamdulillah, kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar dan tetap memperhatikan protokol kesehatan di tengah pandemi ini,” ujar Abu Toyib, Sekretaris Desa Sukatani.
Melalui sosialisasi ini, Tim Pengmas Departemen Geosains FMIPA UI berharap masyarakat lokal di Sukatani mampu meminimalisasi korban bencana yang mungkin terjadi akibat tsunami.