Untuk menggerakkan gairah berkesenian bagi para seniman pada era pandemi Covid-19, Makara Art Center Universitas Indonesia (MAC UI) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menyelenggarakan Apresiasi dan Gelar Seni Nusantara bertajuk “Kesenian Dalupa-Nanggroe Aceh Darussalam”, Kamis (1/10/2020), pukul 19.00 WIB.
Kegiatan ini menyajikan ragam kesenian tradisional dari beberapa daerah secara daring, kemudian akan diapresiasi dan didiskusikan bersama para ahli dalam bentuk komentar dan analisis. Acara dapat disaksikan secara daring melalui kanal Youtube MAC UI, dan kanal Ditjen Kebudayaan.
“Acara ini merupakan perpaduan antara seni dan edukasi. Pertunjukan dan apresiasi penting dilakukan agar masyarakat mengetahui sejarah dan nilai-nilai yang ada dalam seni tradisi yang ada di beberapa daerah. Sebagai lembaga akademik, UI melalui MAC UI tepat menyelenggarakan acara ini,” kata Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid.
Ada tujuh kesenian daerah yang dipersembahkan MAC, yaitu Dalupa dari Aceh, Randai dari Sumatera Barat, Mamanda dari Kalimantan Selatan, Kondobuleng dari Sulawesi Selatan, Sarandaro dari Papua Barat, Tarling dari Jawa Barat, dan Ludruk dari Jawa Timur. Pada tayangan perdana, para seniman Dalupa hadir sebagai narasumber untuk memberikan testimoni dan bercerita mengenai kesenian tersebut. Selain itu, hadir pula para ahli dari UI sebagai pembahas.
Kepala MAC UI Ngatawi Al-Zastrouw mengatakan, “Kami ingin memberikan ruang ekspresi berkesenian bagi para seniman yang sudah lebih lima bulan tidak pentas karena wabah pandemi Covid-19. Kondisi pandemi memang telah menghentikan aktivitas seni yang berdampak kondisi ekonomi para seniman. Sehingga diharapkan akan tumbuh gairah berkesenian yang berdampak pada peningkatan ekonomi.”
Pagelaran seni ini, lanjut Zastrouw, merupakan wujud kepedulian UI pada seni tradisi dan bagian dari misi pengabdian masyarakat. Mereka ingin menjadikan seni sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan.
Senada dengan Zastrouw, Wakil Kepala MAC UI Niniek L Karim yang turut hadir dalam diskusi Apresiasi Seni Nusantara episode perdana ini, mengatakan, “Secara psikologis, acara ini juga bisa menjadi kanalisasi untuk melepas kejenuhan masyarakat karena menghadapi wabah Covid-19. Kita perlu memberikan informasi dan membangun suasana yang membahagiakan. Kesenian dan hiburan adalah cara efektif untuk meredakan ketegangan psikologis. Melalui acara ini, kita ingin mengajak masyarakat kembali tenang dan riang.”
Pertunjukan serupa akan dilaksanakan secara rutin setiap sepuluh hari. Edisi perdana digelar pada hari ini, kemudian episode selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 10, 20, dan 30 Oktober dan November.
Dalupa merupakan jenis teater tradisional dari daerah pantai Barat Aceh. Disebut Dalupa karena orang yang memainkannya memakai topeng sehingga terkesan menyamar. Secara harfiah, Dalupa bermakna “samaran” atau “menyamar”. Kisah Dalupa terkait dengan proses islamisasi di Aceh, baik yang dilakukan oleh tokoh Sidar Singh yang berasal dari India maupun Teungku Sabé.