Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) menyelenggarakan Selo Soemardjan Memorial Discussion–Panel Session. Ini merupakan salah satu acara dalam rangkaian Dies Natalis ke-53 FISIP UI, yang digelar daring pada Kamis (25/2/2021).
Selo Soemardjan Memorial Discussion (SSMD) akan menjadi kegiatan berkala yang diselenggarakan FISIP UI. “Untuk mengenang jasa Profesor Selo Soemardjan sebagai dekan pertama Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan UI (sebelum berganti nama menjadi Fakultas Ilmu-ilmu Sosial UI, dan selanjutnya hingga saat ini FISIP UI), FISIP UI akan menyelenggarakan kegiatan akademik rutin Selo Soemardjan Memorial Lecture dan Selo Soemardjan Memorial Discussion,” kata Dekan FISIP UI Dr Arie Setiabudi Soesilo MSc.
Ia mengatakan, selain untuk mengenang jasa Selo Soemardjan sebagai Dekan Pertama FISIP UI, karena Selo adalah salah seorang tokoh ilmu sosial di Indonesia, dan Bapak Sosiologi Indonesia. Nantinya, pada kegiatan mengenang jasa Selo Soemardjan tersebut, akan diselenggarakan kegiatan Penghargaan Bidang Ilmu-ilmu Sosial Indonesia “Selo Soemardjan Memorial Award”.
Pada peringatan Dies Natalis ke-53 FISIP UI tahun 2021, kegiatan diawali dengan kegiatan Selo Soemardjan Memorial Discussion berupa panel session dengan topik ”Melawan ’Keletihan Sosial’ di Masa Pandemi”.
Dekan FISIP UI berharap, panel session ini merupakan wadah pembaruan pemikiran ilmu sosial untuk menjawab permasalahan masa kini. Sebab, pandemi ini tidak hanya membutuhkan solusi dari bidang kesehatan dan ekonomi, tetapi juga respons dengan pendekatan ilmu sosial karena makin meluasnya penyebaran virus tersebut dan sulitnya mengatasi pandemi ini lebih merupakan masalah sosial daripada masalah kesehatan.
Di Indonesia, setelah beberapa fase pembatasan sosial, terlihat indikasi masyarakat menjadi semakin tidak peduli akan pandemi yang berkepanjangan sehingga mengakibatkan kejenuhan. Akibatnya, masyarakat semakin mengabaikan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
Hal itu terlihat dari data yang menunjukkan bahwa kebijakan pembatasan sosial yang diterapkan setelah pembatasan pada awal 2020 semakin tidak efektif menekan angka penularan baru. Masyarakat yang semakin skeptis terhadap kebijakan pemerintah, menyebabkan mereka tidak responsif terhadap pesan-pesan publik dari pemerintah.
Dr Ida Ruwaida, penggagas acara ini, yang merupakan Kepala Departemen Sosiologi FISIP UI, mengatakan, pakar kesehatan maupun ilmu sosial menyebut fenomena ini sebagai social fatigue (keletihan sosial) atau pandemic fatigue. Ini adalah kondisi saat mental masyarakat sudah jauh menurun dalam usaha melawan pandemi.
“Kondisi ini adalah fenomena global yang terjadi di hampir semua belahan dunia. Contoh di Amerika Serikat, survei Gallup pada awal 2021 menunjukkan semakin sedikit orang yang mewaspadai virus ini,” kata Ida.
Keletihan sosial ini, lanjut Ida, bisa berbahaya karena masyarakat menjadi semakin skeptis terhadap kebijakan pemerintah, kurang responsif terhadap pesan yang disampaikan dalam kampanye publik, dan kurang peduli pada protokol kesehatan. Kasus kerumunan di tempat hiburan, acara sosial, dan kegiatan politik adalah penanda yang jelas dari kondisi keletihan sosial ini.
”Alih-alih semakin waspada, masyarakat mulai menerima hidup dengan pandemi yang merupakan new normal, tetapi dengan sikap dan perilaku yang tidak berbeda dengan sebelumnya, alias masih old normal,” jelasnya.
Pendekatan baru yang bersifat multidisiplin diperlukan untuk memecahkan masalah ini. Salah satunya, dengan diskusi panel ini yang bertujuan mengupas solusi praktis untuk mendukung usaha mitigasi pandemi Covid-19 secara lebih efektif dengan melibatkan pakar dan praktisi di bidang sosiologi, kesehatan masyarakat, komunikasi, dan pemerintahan.
Sesi panel perdana ini mengangkat tema ”Melawan ’Keletihan Sosial’ (Social Fatigue) di Masa Pandemi”. Narasumber diskusi terdiri atas pakar di bidang ilmu kesehatan, psikologi sosial, dan sosiologi.
Mereka adalah Baequni Boerman SKM MKes PhD, Ketua Pengda IAKMI DKI Jakarta dan dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang terlibat dalam penyusunan Perang Akar Rumput Covid-19 (PARC-19); Dr phil Idhamsyah Eka Putra (dosen Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia, yang juga Direktur Division for Applied Social Psychology Research (DASPR); Prof Dr Paulus Wirutomo MSc (Guru Besar Sosiologi FISIP UI mewakili tim peneliti Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sosial Politik FISIP UI), serta moderator Imam B Prasodjo MA PhD (dosen Departemen Sosiologi FISIP UI).