Program Studi (Prodi) Kedokteran Penerbangan, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia (FKUI) memperingati 10 tahun berdiri mencetak para dokter spesialis kedokteran penerbangan. Peringatan ini ditandai dengan menggelar webinar bertajuk “Peran Serta Kedokteran Penerbangan dalam Masa Pandemi Covid-19” pada Sabtu (29/8/2020). Hingga sekarang, Prodi Kedokteran Penerbangan ini merupakan yang pertama dan satu-satunya di Asia.
Dekan FKUI Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB membuka kegiatan Lustrum ke-2 Prodi Kedokteran Penerbangan FKUI tersebut. Dalam sambutan, Prof Ari mengatakan, “Kami sangat mengapresiasi pencapaian berdirinya 10 tahun Prodi Kedokteran Penerbangan FKUI. Saat ini, FKUI memiliki 31 Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dan Prodi Kedokteran Penerbangan FKUI menjadi salah satu PPDS yang berhasil mencetak para lulusan yang telah berkiprah di lintas lembaga yang mengurusi penerbangan.”
Melalui pertemuan virtual ini, lanjut Prof Ari, diharapkan ada beragam masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya materi pengajaran semasa perkuliahan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan di sektor industri. Selain itu, diskusi kali ini mampu merumuskan upaya menjaga keselamatan para pelaku dan pengguna jasa penerbangan. Protokol kesehatan bisa dijalankan dalam penerbangan, khususnya penerbangan nasional.
Ketua Prodi Kedokteran Penerbangan FKUI, Prof dr Budi Sampurna DFM SH SpF(K) SpKP mengungkapkan, “Kedokteran Penerbangan kerap dikenal sebagai aerospace atau aviation medicine. Prodi Kedokteran Penerbangan FKUI yang telah berdiri sejak 2010 merupakan prodi yang sangat langka, dan hanya ada 5 program studi serupa di dunia. Setelah 10 tahun berdiri, prodi Kedokteran Penerbangan FKUI telah berhasil mencetak 64 dokter spesialis kedokteran penerbangan.”
Para alumnusnya, kata Prof Budi, telah tersebar di beragam lembaga, seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Perhubungan–Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Pertahanan, TNI AU, beberapa rumah sakit, perusahaan evakuasi medik, maskapai penerbangan, serta institusi lainnya sesuai dengan kebutuhan yang berkembang.
Prof Budi menguraikan dua tugas utama dokter spesialis kedokteran penerbangan dalam memberikan pelayanan kesehatan. “Pertama, membina kesehatan fisik dan mental awak angkutan udara, baik tingkat perorangan maupun komunitas penerbangan, seperti maskapai penerbangan, kedinasan TNI, dan Kementerian Perhubungan. Kedua, menguji kesehatan awak angkutan udara untuk dinyatakan fit dan layak memperoleh lisensi.”
Pada kegiatan webinar ini, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub yang diwakili dr Inne Yuliawati SpKP menyampaikan pidato kunci. “Berdasarkan data internasional yang dicatat ICAO, terjadi penurunan volume lalu lintas penumpang pesawat sebesar 28,4 persen atau setara 612 juta penumpang pada 4 bulan pertama tahun 2020. Pada domestik diperkirakan terjadi penurunan 50 persen jika dibandingkan 2019. Pandemi Covid-19 berdampak pada jasa penerbangan kita. Untuk itu, melalui webinar ini kami menanti masukan dan rekomendasi terkait mitigasi adaptasi normal baru di dunia penerbangan.”
Lebih lanjut, Inne menyebutkan bahwa penentuan kelaikan terbang (fit to fly) bagi awak penerbangan kini telah dapat dilakukan di luar Jakarta, yaitu Bali dan Mataram. Hal ini bertujuan agar memudahkan pemeriksaan kesehatan dalam menentukan kelaikan terbang sehingga kesehatan dan keselamatan penerbangan tetap terjamin.
Narasumber yang tampil pada webinar ini adalah 5 dokter spesialis kedokteran penerbangan lulusan FKUI yang telah berkiprah membantu pemerintah melayani masyarakat pada umumnya dan komunitas penerbangan pada khususnya.
Mereka adalah dr Mirza Irwanda SpKP (aktif di Direktorat Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan), dr Inne Yuliawati SpKP (Balai Kesehatan Penerbangan Kemenhub), dr Hendro Y MS SpAn SpKP (TNI Angkatan Udara), dr Citra Kurniasari SpKP (Pusat Kesehatan Haji Kemenkes), dan dr Imam Teguh Pribadi SpKP (Garuda Indonesia). Rekaman webinar dapat disaksikan di www.youtube.com/watch?v=5hbFO0flD08.
Prodi Kedokteran Penerbangan FKUI bertujuan menghasilkan lulusan-lulusan terbaik untuk berpartisipasi dalam keselamatan penerbangan internasional. Para dokter spesialis ini akan memiliki kompetensi untuk memberikan pelayanan kesehatan penerbangan sesuai standar internasional dan juga terlibat dalam kegiatan penelitian untuk kemajuan ilmu kedokteran penerbangan.
Pada 2020, kolegium bersama Prodi Kedokteran Penerbangan FKUI dan disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia juga telah menyesuaikan tingkat kompetensi bagi lulusan pendidikan kedokteran penerbangan FKUI sehingga diharapkan memiliki kapabilitas dan profesionalitas yang menjawab kebutuhan industri, khususnya mengelola dampak pandemi Covid-19 bagi jasa penerbangan. Beberapa mata kuliah di Prodi Kedokteran Penerbangan FKUI adalah Aerofisisiologi, Higiene Penerbangan dan Antariksa, serta Transportasi & Evakuasi Medik Penerbangan.