Tim Forensik Universitas Indonesia bergabung dengan Kepolisian Republik Indonesia dalam tim Disaster Victim Identification (DVI) Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh pada 9 Januari 2021 di perairan Kepulauan Seribu. Pesawat tersebut membawa 62 orang, yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 kru Sriwijaya Air.

Universitas Indonesia (UI) memberikan bantuan tim ahli forensik yang merupakan gabungan dari Fakultas Kedokteran (FK) dan Kedokteran Gigi (FKG). Tim terdiri atas dr Fitri Ambar Sari SpFM MPH, dr Oktavinda Safitry SpFM(K) MPdKed, dr Yudy SpFM, Dr dr Ade Firmansyah S SpFM(K), dr Putu Melati Suci Kusuma SpFM, dr M Ardhian S SpFM, dan dr Made Ayu Mira W SpF.

Adapun dari FKG yaitu drg Nurtami PhD SpOF(K), drg Ken Sekar Langit, drg Harismanto, drg Andi Izham, S Salsabila Kirana SKG, drg M Garry Syahrizal H, drg Fransisca Veyta Ayu, dan drg Milda Mongan. Operasi DVI tersebut dilaksanakan sejak 9 Januari 2021 hingga saat ini di Rumah Sakit Bhayangkara R Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta.

Tim FKG UI Dalam Operasi DVI Sriwijaya Air SJ182

Nurtami yang juga Wakil Rektor UI Bidang Riset dan Inovasi sekaligus Ketua Tim Kedokteran Gigi Forensik UI menyampaikan, operasi DVI diselenggarakan oleh Polri setiap terjadi bencana yang mengakibatkan korban massal. “Tim Forensik UI berkolaborasi secara profesional dalam operasi DVI dengan tim DVI Polri.”

Operasi DVI terdiri atas 4 fase, yaitu fase 1 (Tempat Kejadian Perkara), fase 2 (Post Mortem), fase 3 (Ante Mortem), dan fase 4 (Rekonsiliasi). Tim Forensik UI diperbantukan dalam fase 2, fase 3, dan fase 4.

Pada fase 2, Tim Forensik UI melakukan proses identifikasi dan pendataan terhadap barang bukti korban yang berhasil dievakuasi dari fase 1, melalui pemeriksaan fisik indikasi identitas korban, dental dan DNA lanjut. Sementara pada fase 3, tim membantu mengumpulkan dan mengkaji data-data korban dari pihak keluarga, terutama data medis, data dental, silsilah keluarga untuk data DNA pembanding, dan data penunjang lainnya. Kemudian, di fase 4 tim membantu analisis terhadap pencocokan (matching) data ante mortem dan post mortem untuk menentukan identitas korban bencana.

Operasi DVI Sriwijaya Air SJ 182 berjalan cukup lancar dan tanpa kendala berarti sekalipun masih pada masa pandemi. Seluruh petugas dituntut untuk memiliki kedisiplinan tinggi dalam bekerja, menerapkan protokol kesehatan Covid-19, dan peduli kepada lingkungan sekitarnya. Seluruh prosedur operasi dilaksanakan secara efektif dan efisien, dan hingga hari ke-18 operasi DVI sudah mendekati 90 persen korban teridentifikasi melalui sidik jari dan DNA.

“Alhamdullilah, Tim Forensik UI sejak awal operasi DVI dilaksanakan dapat melakukan tugasnya dengan baik di pos yang sudah ditentukan masing-masing,” kata Nurtami.