Tim Akademisi Laboratorium Pengembangan Produk dan Inovasi Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia (Prodev DTI FTUI) yang diketuai Dr-Ing Amalia Suzianti ST MSc mengembangkan aplikasi banjir bernama Flood.

Aplikasi ini dirancang untuk membantu masyarakat dalam mempersiapkan diri ketika bencana banjir menghadang. Selain itu, aplikasi ini dapat menjadi salah satu sarana mitigasi bencana yang mudah diakses hanya melalui genggaman ponsel.

Tim Prodev DTI FTUI terdiri atas Clinton Samuel, Fira Atiqah, Aysha Salsabilla Herfinanda, dan Devin Hanif. Mereka terinspirasi menciptakan aplikasi ini berangkat dari kurangnya ketersediaan aplikasi yang dapat mengintegrasikan berbagai layanan yang terfokuskan pada penanganan bencana banjir.

Aplikasi FLOOD
Aplikasi FLOOD

Dengan acuan aplikasi mitigasi banjir yang telah diluncurkan oleh pemerintah maupun BMKG, aplikasi Flood menawarkan kemudahan alur penggunaan serta keefektifan waktu untuk dapat mengakses berbagai macam fitur yang terdapat pada aplikasi-aplikasi tersebut.

Bagi masyarakat pengguna aplikasi, tersedia fitur-fitur preventif seperti ramalan cuaca dan peta potensi banjir, serta fitur-fitur mitigasi bencana banjir, seperti formulir kebutuhan, database informasi bencana, pesan bantuan, dan fitur pertolongan pertama darurat seperti panggilan darurat dan pengiriman lokasi.

Bagi tim SAR/relawan, fitur ini bisa mempermudah mereka dalam menjalankan tugas memberikan bantuan kepada korban bencana. Beberapa fitur juga telah disediakan, seperti database korban, peta visualisasi bencana banjir, serta bantuan relawan.

“Aplikasi ini terbagi dalam dua peran utama sesuai user yang ada. Fitur-fitur aplikasi yang tersedia dipisah berdasarkan kebutuhan masing-masing peran, yaitu fitur bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan dan fitur bagi relawan/tim SAR sebagai pihak berwajib penyedia bantuan,” kata Amalia.

Aplikasi ini, terang Amalia, tidak hanya menyediakan sarana untuk melaporkan bencana, tetapi juga dapat digunakan untuk menyalurkan bantuan secara lebih optimal dan tepat sasaran dengan tersedianya database korban dan kebutuhan yang diperlukan oleh korban banjir.

“Selain itu, Flood dapat berfungsi sebagai penyedia informasi terkait ramalan cuaca dan potensi banjir, serta menjadi kanal bantuan bagi para korban banjir agar mudah untuk dicari,” jelasnya.

Pada awal November 2020, imbuh Amalia, tim Prodev DTI FTUI telah melakukan pengujian dari prototipe aplikasi Flood dengan melibatkan narasumber di area Jabodetabek yang pernah menjadi korban banjir.

Pengujian dilakukan untuk mengukur kemudahan penggunaan aplikasi, kepuasan pengguna terhadap fitur-fitur yang tersedia, dan mengumpulkan masukan dari pengguna terkait fitur yang ingin diubah atau ditambah. Karena kondisi pandemi yang belum reda, tahapan pengujian dilakukan secara daring melalui Zoom.

Kegiatan ini dapat terlaksana atas dukungan hibah dari Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM UI). Sebagai bagian dari program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat (pengmas), pengembangan aplikasi Flood diharapkan dapat menjadi media penyambung dan pembantu masyarakat yang terdampak banjir dengan pihak dari relawan dan tim SAR.

Dengan dikembangkannya aplikasi ini, diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat Jabodetabek secara luas dan dapat berguna ketika banjir kembali terjadi pada masa yang akan datang.