Para akademisi lintas fakultas Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam Tim Sinergi Mahadata UI Tanggap Covid-19 di bawah Direktorat Inovasi dan Science Techno Park (DISTP UI) membuat peta mobilitas masyarakat dan kasus Covid-19 di Indonesia. Peta dapat diakses di https://sinergimahadata.ui.ac.id/peta/. Dari peta tersebut, diperoleh beragam insight yang kemudian dikembangkan sebagai landasan data untuk memberikan rekomendasi kebijakan untuk menekan laju pertambahan kasus Covid-19 di Indonesia.

Peta ini bertujuan untuk menilai indeks mobilitas masyarakat serta penambahan kasus harian Covid-19 di daerah yang memberlakukan PSBB maupun tidak, serta melakukan pemetaan geospasial secara semi real-time. Data mobilitas didapatkan dari Facebook berkat kerja sama antara UI dan Facebook melalui program Facebook Data for Good.

Ketua Peneliti Prof Dr dr Budi Wiweko SpOG(K) MPH (Vice Director of Innovation and Business Development, Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI), Fakultas Kedokteran (FKUI), menyampaikan, peta ini dapat digunakan oleh pemerintah pusat maupun daerah dalam mengevaluasi kebijakan terkait pengendalian mobilitas masyarakat dan efektivitasnya dalam menurunkan kasus Covid-19.

“Peta dapat pula menjadi sumber data dalam mengevaluasi strategi physical distancing dalam menurunkan kasus Covid-19,” kata Prof Budi.

Penggagas peta mobilitas, yang juga Wakil Ketua Tim Peneliti dr Damar Susilaradeya PhD (Periset Klaster Medical Technology, IMERI FKUI) mengatakan, dari peta ini, kita dapat memperoleh dua jenis data, yaitu data perubahan mobilitas, dan data persentase kepatuhan untuk di rumah saja. Selain itu bisa dilihat juga bagaimana mobilitas masyarakat pada hari raya keagamaan dan hari libur.

“Sebagai contoh, dari data peta pada 29 Oktober 2020, yaitu pada saat cuti bersama memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW, tiga provinsi dengan persentase kepatuhan di rumah terendah adalah Kepulauan Bangka Belitung, Bali, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sementara itu, tiga provinsi dengan kepatuhan di rumah tertinggi adalah Kalimantan Utara, DKI Jakarta, dan Sulawesi Barat,” kata Damar.

Damar juga menguraikan, seperti yang disampaikan dalam policy brief sebelumnya dari tim Sinergi Mahadata UI, menjadi sangat penting untuk melakukan komunikasi risiko yang baik untuk mengurangi bias optimisme dan mengubah persepsi hambatan dalam menjalankan protokol kesehatan. Pemerintah perlu menekankan pesan kunci bahwa siapa pun bisa terkena Covid-19 dan mematuhi protokol kesehatan lebih nyaman daripada sakit karena Covid-19.

Tidak hanya data agregasi tingkat provinsi, peta ini juga mencatat data tingkat agregasi kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Lebih lanjut, menurut Damar, peta ini juga merekam penambahan harian kasus Covid-19 di tingkat provinsi, yang datanya diperoleh dari KawalCovid.

Berkenaan dengan pemanfaatan data mobilitas, UI telah bersinergi dengan Facebook dalam program Facebook Data for Good. “Data yang digunakan tim Sinergi Mahadata UI diperoleh dari pengguna aplikasi Facebook yang memberikan consent untuk dicatat riwayat lokasinya. Data ini kemudian diagregasi secara anonim sehingga individu yang membagi datanya tidak bisa ditelusuri. Selain itu, pada data yang diagregasi juga dilakukan spatial smoothing dan penambahan random noise, untuk menjaga kerahasiaan data,” jelas Damar.

Pembuatan dan pengembangan peta didukung oleh Favian Kharisma Hazman SKom, Muhammad Istiady Kartadibrata, Ray Azrin Karim, Adila Krisnadhi PhD (Fakultas Ilmu Komputer UI), Satria Indratmoko MSc, Ardiansyah SSi, Jarot Mulyo Semedi MSc (Fakultas Matematika dan IPA UI), dr Iwan Ariawan MSPH (Fakultas Kesehatan Masyarakat UI), Arya Ananda Lukmana, dr Aly Lamuri MSc, dr Diashati Mardiasmo BMedSc MRes, Arierta Pujitresnani SSi MSi, dr Anindya Pradipta Susanto BEng MM, dan Prasandhya Astagiri Yusuf SSi MT PhD (FKUI).

Adapun judul penelitian ini adalah “Evaluasi Pergerakan, Perilaku, dan Penerapan Aturan dalam Pelaksanaan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) berbasis Maha Data Geospasial: Peta Skoring PSBB Indonesia”. Kegiatan ini didukung oleh dana Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Tahap 2 dari Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional.