Daya Makara UI melalui Universitas Indonesia Leadership Development Center (UI LDC) menghadirkan Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, SE, MUP, PhD, Menteri Riset dan Teknologi periode 2019-2021, sebagai pembicara kunci pada kegiatan Leadership Development Series dengan tema “Leading in The Digital Era” pada 5-6 Juli 2023 di Hotel Aston Priority Simatupang Hotel & Conference Center, Jakarta. Acara ini ditujukan bagi para pimpinan perusahaan atau institusi guna memperkaya kesadaran terhadap fenomena digitalisasi, perspektif strategik yang lebih luas dan komprehensif, serta lebih siap memimpin dengan memanfaatkan teknologi digital.

Para pembicara lainnya adalah Rio Ferdinand Kiantara, Direktur Korika (Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Artifcial Intelligence Indonesia) dan CEO of Advisia Group; Timothy Utama, Information Technology Director Bank Mandiri; Juan Intan Kanggrawan, Jakarta Smart City dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; serta Entjik S Djafar, President Director of DanaRupiah. Mereka menyampaikan materi sesuai latar belakang bidang usaha masing-masing, sehingga diharapkan memberi insight tentang praktik kepemimpinan yang efektif dalam menghadapi tantangan di era digital. Selain itu, akan diberikan pemahaman untuk melihat peluang bisnis dan ekonomi melalui pemanfaatan teknologi Artifcial Intelligence (AI) agar lebih produktif.

Peserta yang hadir mulai dari pimpinan di perbankan, lembaga jasa keuangan, hingga konsultan HRD. Kegiatan ini diselenggarakan untuk ketiga kalinya oleh
LDC, masing-masing dengan tema berbeda. Sebelumnya, LDC sukses meluncurkan Indonesia Leadership Forum 2023 di Nusa Dua Bali pada Maret 2023, dan awal Juni 2023 memulai Leadership Development Series dengan topik Leading at the Top di Hotel Aston Priority Simatupang Hotel & Conference Center, Jakarta.

Menurut Prof Bambang, Indonesia harus mengambil manfaat yang tak terlihat dari pandemi Covid-19, yaitu adanya transformasi teknologi yang sedemikian
cepat. Di masa pandemi, ada banyak model bisnis baru yang muncul seperti media pembayaran digital, streaming content, cloud kitchens dan AI. “Untuk membangun infrastruktur digital ekonomi, hal yang paling penting adalah regulasi, kemudian riset dan inovasi. Selain itu digital skill juga diperlukan melalui penyediaan sumber daya yang berkualitas untuk dapat menjalankan roda digital ekonomi,” ujar Prof Bambang.

Ia melanjutkan, Indonesia memiliki potensi untuk menerapkan ekonomi digital. Adanya bonus demograf dengan jumlah pengguna internet sebanyak 204 juta
orang serta banyaknya usia produktif, menjadi peluang terjadi percepatan teknologi digital. “Transformasi ekonomi digital memberikan beberapa dampak, seperti perubahan kebiasaan konsumen dalam menggunakan pembayaran digital, operasional organisasi yang lebih efsien dan munculnya berbagai kreasi dalam pekerjaan,” katanya lagi.

Juan Intan Kanggrawan memberikan materi tentang proses perencanaan menuju arah digitalisasi. Ia menampilkan berbagai contoh framework pengembangan digitalisasi dari berbagai perusahaan di dunia dan pemerintahan sebagai perbandingan kepada seluruh peserta untuk mulai merancang teknologi informasi. “Dalam merancang framework digilalisasi tentunya harus dilihat terlebih dahulu beberapa aspek untuk menyelesaikan masalah pada sasaran secara langsung, entah siapa yang akan menerima dan bagaimana tekonologi tersebut dimanfaatkan,” ujar Juan.

Pembicara lainnya, Rio Ferdinand Kiantara menyampaikan topik “Strengthening Digital Mindset in The Age of Digital & AI” yakni tentang Indonesia Digital Road Map 2021-2024, termasuk enam strategi guna mencapai goal tersebut. Berikutnya, Timothy Utama, dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mengupas tentang “Leading for Improved Performance & Business in The Digital Era” disertai pengalaman Mandiri melakukan transformasi digital selama ini, antara lain dikenal publik lewat Livin’ dan Kopra.

Timothy yang sudah malang-melintang bekerja puluhan tahun di luar negeri, dan di berbagai bank, menyatakan bahwa inovasi dan layanan superior yang
diberikan kepada konsumen menunjukkan reputasi Mandiri. Guna menjaga agar transformasi digital tersebut berkesinambungan, Mandiri membangun hard aspects (data, system, infrastructure) dan soft aspects (people and process) di bidang teknologi.