Universitas Indonesia (UI) jalin kerja sama dengan PT Kawasan Industri Kendal guna kembangkan produk inovasi yang dihasilkan industri besar berorientasi ekspor di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal. Kerja sama ini memungkinkan UI melakukan penelitian untuk lokalisasi produk yang sebelumnya diimpor (subsitusi impor) dan penelitian pengembangan untuk produk baru yang akan diekspor. UI membantu pengembangan KEK Kendal yang saat ini memiliki banyak tenant Perusahaan Modal Asing dengan lebih dari 80 ribu tenaga kerja.

Kerja sama UI dan PT Kawasan Industri Kendal ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerahasiaan atau Non-Disclosure Agreement (NDA) yang dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI, drg Nurtami, PhD, Sp,OF(K), dan Presiden Direktur PT Kawasan Industri Kendal, Stanley Ang Meng Fatt, BSc (Hons), MBA, pada Senin (29/5) lalu, di Ruang Rapat B, Gedung Pusat Administrasi Universitas, Kampus UI Depok.

Setelah penandatanganan NDA ini, drg Nurtami berharap kolaborasi antara UI dan para pelaku industri di Kawasan Industri Kendal dapat semakin terbuka. Menurutnya, sebagaimana amanat yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, universitas harus bekerja sama dengan industri. Riset-riset yang dikerjakan oleh akademisi harus sampai pada tahap hilir atau tahap produksi dengan mitra industri.

“Dengan hadirnya tim Kawasan Industri Kendal ini akan menjadi awal kerja sama UI dengan KEK Kendal. Semoga kolaborasi ini bisa terus berkembang, terutama untuk beberapa kekuatan UI di bidang kesehatan, rekayasa keteknikan, dan farmasi. Kita juga akan bekerja sama dengan temanteman dari rumpun ilmu sosial-humaniora untuk kajian pasarnya. Jadi, yang akan terlibat banyak, mulai dari pelaku inovasi hingga tim yang mengadvokasi masalah lingkungan dan pasar,” ujar drg Nurtami.

Kolaborasi UI dan PT Kawasan Industri Kendal juga diharapkan dapat meningkatkan skill para inventor. Keterbatasan kekuatan laboratorium di universitas sering menjadi kendala untuk pengembangan inovasi. Oleh karena itu, dengan menggandeng mitra industri, para inventor dapat menghasilkan produk-produk yang lebih digemari oleh pasar dan mampu memperluas ekosistem inovasi, baik dengan mitra nasional maupun internasional.

Selain meningkatkan hasil produk inovasi, kerja sama ini juga ditujukan untuk mengurai hambatan yang menjadi kendala dalam pengembangan industri di KEK Kendal, terutama yang berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia (SDM). Stanley berharap sinergi ini dapat mengubah pandangan orang asing terhadap Indonesia sehingga Indonesia tidak lagi dikenal sebagai negara yang menyediakan tenaga kerja murah, tetapi negara dengan kualitas SDM unggul.

“Kolaborasi UI dengan para pelaku usaha di Kawasan Industri Kendal akan menjadi peluang besar. Belajar dari pengalaman kami di China, pada tahun 1992 kami yang kesulitan memperoleh supply chain, akhirnya mendirikan pabrik di sebuah desa dan bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk mendidik warganya agar memiliki skill yang dibutuhkan. Desa tersebut akhirnya berkembang menjadi daerah pemasok bahan-bahan produksi. Kami ingin menerapkan hal itu di Indonesia. Bersama UI dan Pemkab, kita bisa bersama membangun dan memberikan edukasi sehingga pelaku industri tidak sekadar memproduksi barang, tetapi juga bisa mengembangkan usahanya lebih jauh lagi,” kata Stanley.

Kerja sama yang dikembangkan UI bersama Kawasan Industri Kendal nantinya dapat berbentuk dua hal, yaitu kerja sama pengembangan dan kerja sama lisensi. UI akan menyediakan ide, teknologi, SDM, serta laboratorium. Sementara itu, calon mitra akan menyajikan data kebutuhan pasar, spesifikasi, hingga pengembangan atau investasi. Sejauh ini, dari seluruh produk inovasi yang dihasilkan, UI unggul di bidang kesehatan, rekayasa keteknikan, energi, transportasi, dan pangan. Hal ini sejalan dengan enam bidang industri yang dikembangkan di Kawasan Industri Kendal, yaitu makanan, furnitur, fashion, otomotif, elektronik, serta logistik dan pengemasan.

Penandatangan NDA sebagai awal kerja sama dua lembaga ini juga dihadiri jajaran dari UI, yakni Direktur Inovasi dan Science Techno Park, Ahmad Gamal, SArs, MUP, PhD.; Direktur Administrasi, Data, dan Pengelolaan Produk Riset dan Inovasi, Suminto, SSos, MSi; Kepala Bagian Perancangan Kerja Sama BLLH, Abdul Rahman Lubis, SH, MH; Kasubdit Science Techno Park, Teguh Iman Santoso, ST, MT; Kasubdit Inkubator Bisnis, Prashandya Astagiri Yusuf, SSi, MT, PhD; Kasubdit Kekayaan Intelektual dan Promosi Krisnayanto, A. Md, SH, MH, CGCP, CLA; serta Kasubdit Pengembangan Inovasi Sugeng Supriadi, ST, MSEng, PhD. Adapun perwakilan dari Kawasan Industri Kendal yang hadir pada pertemuan tersebut, yaitu Head of Corporate Service Luki Rita Mayawati, SPsi, MM, MPsi Psikolog, dan Liaison & Customer Service Manager, Vlorentina Tarigan, SKPm.