Wapres memaparkan bahwa upaya membangun ketahanan dan kemandirian kesehatan menuju Indonesia Emas 2024 perlu dukungan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, sehat, cinta Tanah Air, dan ber-akhlakul karimah; sistem layanan kesehatan yang baik; serta kehadiran program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mempermudah layanan masyarakat untuk memperoleh layanan pengobatan yang terjangkau.
Menurut Wapres, Indonesia perlu meningkatkan jumlah dan kualitas fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) atau puskesmas sebagai ujung tombak layanan kesehatan, baik layanan kesehatan kuratif maupun layanan pemberdayaan kesehatan. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi beban puskesmas dalam pelayanan kuratif dan dapat mendorong fungsi melakukan kesehatan masyarakat yang bersifat promotif dan preventif.
“Upaya mendorong kemandirian kesehatan yang telah dilakukan Indonesia adalah memastikan ketersediaan obat, alat kesehatan, serta kemampuan riset termasuk surveillance genomic. Upaya penguatan ketahanan dan kemandirian dalam negeri ini diharapkan dapat meningkatkan peran Indonesia dan kontribusi di tingkat regional maupun global,” terang Ma’ruf.
Dalam acara webinar tersebut, Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menyampaikan, kegiatan ini merupakan sinergi kebijakan riset dan inovasi untuk ketahanan dan kemandirian kesehatan Indonesia. “Semoga sinergi ini memberi manfaat bagi kemajuan iptek dan inovasi bidang kesehatan.”
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, menghadapi pandemi Covid-19 sebagaimana yang telah disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu dengan cara mengurangi laju penularan sehingga jumlah orang yang tertular di bawah kapasitas layanan kesehatan. Strategi mengurangi laju penularan ini juga telah dibagikan oleh WHO.
“Pertama, perubahan perilaku, yaitu protokol kesehatan. Kedua, diagnostic strategy yaitu testing, tracing, dan isolation. Ketiga, therapeutic, yaitu merawat, menyiapkan rumah sakit dan tenaga kesehatan, dan yang keempat adalah vaksinasi,” ujar Menkes.
Selanjutnya, Menteri BUMN Erick Thohir menjabarkan peran BUMN dalam meningkatkan peran ekonomi dan sosial di bidang ketahanan dan kesehatan, pangan, dan energi. Ia mengatakan, BUMN memiliki tiga tahap perencanaan, yakni jangka pendek pembentukan holding farmasi dan rumah sakit, jangka menengah peningkatan kapasitas penelitian dan pengembangan vaksin dan produksi obat-obatan, serta jangka panjang fokus peran holding farmasi dan rumah sakit milik negara berskala global untuk fokus pada tindakan preventif kesehatan.
“Pemerintah terus berupaya sekuat tenaga untuk menangani pandemi Covid-19. BUMN sebagai salah satu pilar strategis perekonomian dan pembangunan, turut berpartisipasi aktif baik dari sisi penanganan, yaitu dukungan rumah sakit BUMN di 18 provinsi khusus terapi kesembuhan Covid-19 dan pencegahan yaitu melalui penyediaan dan produksi vaksin agar tercapai herd immunity,” ujar Erick.
BUMN, lanjut Erick, melakukan inisiasi program peran Sentra Vaksinasi di 5 kota besar, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Tangerang dengan target layanan 5.000 orang per hari per titik. Vaksin Gotong Royong membuka kesempatan kepada perusahaan swasta untuk berpartisipasi dalam program vaksinasi penyediaan vaksin bagi karyawan dan keluarganya.
Sekretaris Universitas UI dr Agustin Kusumayati MSc PhD yang juga dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI, memaparkan, pelayanan kesehatan primer menjadi tulang punggung termasuk dalam menanggulangi Covid-19. Menurut Agustin, jika melihat bangunan keseluruhan sistem pelayanan kesehatan, semua ditujukan untuk mencegah berbagai macam penyakit hingga kecacatan/kematian.
Dari tingkat yang paling dasar dari lima level prevention, yaitu promosi kesehatan, selanjutnya memberikan spesifik proteksi dan pencegahan penyakit, mendiagnosis secara dini dan penangan secara tepat sehingga tidak terjadi disability, dan pada tingkat atas kalau terjadi disability, maka harus melakukan rehabilitasi.
Agustin juga menjelaskan konsep perang akar rumput melawan Covid-19 yang dipromosikan oleh Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI). Yaitu memberdayakan masyarakat, bertumpu pada kemampuan dan ketahanan diri sendiri, upaya masyarakat terorganisasi berlandaskan kearifan lokal, fokus pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, fokus pada perubahan perilaku, terapkan perlindungan spesifik, menggunakan teknologi (ICT), bangun kolaborasi pentahelix, multidisiplin, dan multisektor.
Ketua MWA UI Saleh Husin mengatakan, webinar ini terselenggara atas ide dan gagasan dari sesama anggota MWA UI, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani.
“Pada Januari lalu, kami telah melaksanakan webinar seri 1 yang berjalan sukses, dan webinar seri ke-2 ini terselenggara atas kerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset Nasional (Kemenristek/BRIN). Tim Fakultas Kedokteran UI di bawah arahan Prof Budi Wiweko akan merangkum menjadi naskah akademik (policy brief) yang merupakan sumbangan pemikiran UI kepada pemerintah. Terima kasih kepada seluruh pembicara dan dukungan dari berbagai pihak dan rekan-rekan media,” pungkas Saleh Husin.