Bibir sumbing bukan sekadar persoalan estetika. Kondisi ini merupakan masalah kesehatan di Indonesia yang perlu diperhatikan.

Bibir sumbing dapat terjadi pada salah satu sisi atau kedua sisi, juga bisa disertai dengan sumbing lelangit (palatum). Sumbing bibir dan lelangit ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, antara lain gangguan bicara, gangguan asupan gizi, gangguan pertumbuhan gigi dan tulang wajah, bahkan gangguan psikososial.

Ketua Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) Dr drg Lilies Dwi Sulistyani SpBM(K); dan Ketua Program Studi (Prodi) yang juga Kepala Unit Bedah Mulut dan Maksilofasial Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) FKG UI Dr drg Vera Julia SpBM(K), melaksanakan operasi perdana celah bibir dan lelangit di Instalasi Bedah Sentral RSKGM FKG UI pascarenovasi.

Operasi perdana ini mendapat dukungan penuh dari pimpinan beserta jajarannya, yaitu Dekan FKG Prof Dr MF Lindawati S Kusdhany drg SpPros(K) dan Direktur RSKGM Dr drg Maria Purbiati SpOrt(K) serta manajemen RSKGM.

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG UI Gelar Operasi Celah Bibir Perdana

Operasi bibir sumbing kali ini dilaksanakan oleh tim operasi dengan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) drg Yudy Ardilla Utomo SpBM sebagai operator dan asisten operasi drg M Ramaditto Reksoprodjo SpBM. Juga dibantu drg Winantu, drg Arian, drg Maudi, dan drg Gilang sebagai residen bedah mulut dan maksilofasial FKG UI dalam persiapan terselenggaranya operasi perdana tersebut.

Pengajar Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial UI, Dr drg Dwi Ariawan MARS SpBM(K), mengatakan, pelaksanaan operasi bibir sumbing ini berjalan baik dan lancar. Operasi dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat.

“Besar harapan kami bahwa operasi bibir sumbing perdana ini dapat menjadi awal dari operasi selanjutnya di rumah sakit ini,” ujar Dwi.

Operasi celah bibir dan lelangit ini merupakan salah satu program dari rumah sakit tersebut untuk membantu anak-anak di Indonesia terbebas dari celah bibir dan lelangit. “Tentunya, kegiatan ini membutuhkan banyak donatur, untuk dapat menolong pasien dan masyarakat yang tidak mampu. Terima kasih kami ucapkan kepada para tenaga kesehatan yang telah membantu kelancaran kegiatan ini sehingga dapat berjalan dengan baik,” kata Vera.