Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (Pengmas FKG UI) yang diketuai Prof Dr drg MF Lindawati Kusdhany SpPros(K) (Dekan FKGUI) mengadakan program pemeriksaan dan perawatan gigi untuk anak berkebutuhan khusus (ABK), serta pelatihan perawatan kesehatan gigi dan mulut (kesgilut) bagi caregiver di Yayasan Sayap Ibu Jakarta.

Program ini dilakukan secara virtual dengan bertahap mulai 16 November dan berakhir 28 November 2020. Prof Lindawati mengatakan, tahap pertama adalah edukasi kesehatan gigi dan mulut mengenai cara menjaga kebersihan gigi dan mulut ABK dan cara mengambil foto rongga mulut anak untuk kepentingan pemeriksaan secara daring via Zoom dan Youtube.

Tahap kedua, konsultasi daring dan jika dibutuhkan atau memerlukan tindakan, tim spesialis kedokteran gigi anak memberikan rujukan pemeriksaan lebih lanjut ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKGUI. Sebanyak 55 ABK melakukan konsultasi daring dengan berbagai diagnosis disabilitas, yang dilaksanakan pada 24 November.

Tahap ketiga, pembagian alat bantu untuk membersihkan gigi dan mulut, berupa paket sikat dan pasta gigi, sikat lidah, benang gigi, dan perlengkapan oral lainnya agar kebersihan gigi dan mulut anak ABK tetap terjaga.

FKG UI Adakan Pelatihan Perawatan Kesehatan ABK Bagi Caregiver Yayasan Sayap Ibu di Jakarta
FKG UI Adakan Pelatihan Perawatan Kesehatan ABK Bagi Caregiver Yayasan Sayap Ibu di Jakarta

Para pembicara yang terlibat dalam kegiatan ini merupakan akademisi FKGUI yang fokus pada pelayanan kedokteran gigi individu berkebutuhan khusus (IBK). Menurut Prof Lindawati, pelaksanaan pengmas ini dilatarbelakangi atas masalah kesehatan gigi dan mulut pada populasi IBK yang cenderung memiliki kondisi kesehatan lebih buruk dibanding populasi umum.

Selain itu, lanjut Prof Lindawati, akses perawatan kedokteran gigi bagi IBK juga masih menjadi masalah besar karena dokter gigi yang dapat merawat IBK masih terbatas. Tak hanya terbatasnya tenaga medis, tetapi juga akses ke pelayanan kesehatan dan kualitas pelayanan juga mengalami keterbatasan.

“Demikian pula biaya pelayanan kesehatan yang tinggi. Diharapkan kegiatan ini menjadi kegiatan awal untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pelatihan di bidang special care dentistry dan dapat memberi manfaat yang seluas-luasnya bagi masyarakat,” ujarnya.

Antusiasme peserta terlihat tinggi dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan selama edukasi dan konsultasi berlangsung. Kegiatan ini terlaksana berkat dukungan hibah dari Program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM UI) dengan skema Aksi UI untuk Negeri: Ramah Anak.