Tim Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (PPM FKUI) yang diketuai oleh Desak Gede Budi Krisnamurti SFarm Apt MBiomed berkolaborasi dengan Klaster Center of e-Learning IMERI menginisiasi seminar daring berjudul “Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19 bersama Pembicara dari Berbagai Bidang Kesehatan: Siap, Cegah, Hadapi, Siaga”, Sabtu, 19 Desember 2020.

Edukasi daring ini menghadirkan para narasumber yang merupakan pakar dan praktisi pada bidang kedokteran herbal, kedokteran gigi, dan kedokteran forensik. Kegiatan tersebut diselenggarakan guna meningkatkan kembali kesadaran masyarakat agar tetap waspada dan memperhatikan protokol kesehatan selama menghadapi liburan panjang akhir tahun dan euforia kedatangan vaksin Covid-19.

Acara berlangsung sukses dengan diikuti oleh 207 peserta dari berbagai kalangan profesi yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Jawa Timur, Jabodetabek, Bali, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Aceh, Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, hingga Papua. Kegiatan seminar ini turut diisi dengan pemutaran video protokol kesehatan dan permainan kuis sederhana.

Narasumber pertama adalah pakar dan praktisi bidang kedokteran herbal, Prof Dr dr Erni Hernawati Purwaningsih MS dari Departemen Ilmu Kedokteran Farmasi FKUI dengan topik “Herbal untuk Pencegahan Covid-19”. Selanjutnya pada bidang kedokteran gigi disampaikan drg Desak Made Budi Indrawati yang berafiliasi di Dinas Kesehatan, menyampaikan materi “Amankah Pergi ke Dokter Gigi di Saat Pandemi?”. Terakhir, dr Made Ayu Mira Wiryaningsih SpF dari Unit Forensik RSUI membawakan topik “Tatalaksana Jenazah & Pelayanan Kedukaan di Era Pandemi Covid-19”.

Dalam paparannya Prof Ernie memberikan tips sehat bersama keluarga. Ia menceritakan pengalamannya bersama keluarga yang biasa mengonsumsi minuman herbal secara rutin setiap hari, sebagai upaya pencegahan—bukan pengobatan. Seperti jahe yang dicacah kemudian diblender, lalu ditambahkan air jeruk nipis/lemon, madu, dan air panas.

“Selain itu, kita dapat memanfaatkan jenis tumbuhan herbal lainnya yang ada di sekitar, seperti meniran, bawang putih, temulawak, kunyit, lengkuas dan masih banyak lagi,” ujar Prof Ernie.

Selanjutnya, drg Desak memaparkan tentang tips aman ke dokter gigi. Menurut drg Desak, selama pandemi ini, dokter gigi merupakan tempat yang paling berisiko dengan penularan sehingga pasien sebisa mungkin menunda kunjungan. Namun, jika memang mendesak perlu ke dokter gigi, pasien harus memperhatikan klasifikasi tindakan yang memang bersifat emergensi.

Kemudian lakukan survei terhadap fasilitas kesehatan yang akan dikunjungi, membuat janji terlebih dulu, dan selalu memperhatikan protokol Kesehatan. Desak juga menyampaikan solusi atau alternatif yang dapat dilakukan untuk menunda kunjungan ke dokter gigi, yaitu dengan minum obat antinyeri, membersihkan gigi dengan baik dan teratur, menjaga makanan, kumur-kumur dengan air hangat/air garam dan lebih baik lagi kumur dengan menggunakan obat kumur yang sudah tersedia di pasaran.

Terakhir, dr Mira dalam menjelaskan secara detail terkait langkah-langkah tata laksana jenazah. Ia menjelaskan, tata laksana jenazah Covid disarankan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan karena terkait dengan limbah dan penularan infeksi.

Setiap jenazah, baik meninggal akibat Covid-19 maupun tidak, atau akibat penyakit menular lainnya tetap harus diperlakukan secara manusiawi dan bermartabat, serta tetap harus memperhatikan sensitivitas agama, adat istiadat, dan budaya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melindungi keluarga, masyarakat, dan tenaga medis, bukan untuk mendiskriminasi orang yang meninggal akibat/suspek Covid-19.