Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi memberikan dampak negatif dengan beragam komplikasi kesehatan dan beban ekonomi penduduk yang berkaitan dengan menurunnya produktivitas. Hal ini menjadi semakin pelik dengan adanya pandemi global Covid-19 sejak Maret 2020. Penyandang hipertensi tidak dapat lagi secara rutin berobat dan mengikuti kegiatan pos pembinaan terpadu (Posbindu).

Meskipun pemerintah telah berupaya untuk melakukan pengendalian hipertensi melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di puskesmas dan kegiatan posbindu, belum banyak kegiatan edukasi yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan penyandang komorbiditas, khususnya saat pandemi Covid-19.

Hal ini melatarbelakangi Tim Pengabdi Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) yang diketuai Prof Dr Ratu Ayu Dewi Sartika Apt MSc melakukan edukasi pencegahan dan pengendalian hipertensi selama pandemi Covid-19. Edukasi ini meliputi pengetahuan dan kepatuhan pasien dalam memeriksa tekanan darah dan minum obat, beraktivitas fisik, pengelolaan stres, pengaturan pola makan serta pentingnya dukungan keluarga, dan peer group dalam meningkatkan kepatuhan pasien hipertensi.

Salah satu kegiatan Sosialisasi yaitu mempraktikkan cara menggunakan tensimeter digital yang benar

Kegiatan ini melibatkan 45 orang pasien hipertensi, 6 orang kader, serta 1 orang petugas Promosi Kesehatan Puskesmas Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Depok, Jawa Barat, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Untuk menjaga keberlangsungan kegiatan ini, tim pengabdi membuka grup WhatsApp bagi anggota keluarga pasien hipertensi, kader, dan petugas puskesmas sehingga memudahkan diskusi mengenai beragam informasi gizi dan kesehatan terkait hipertensi. Tim pengabdi juga memberikan 1 unit tensimeter digital untuk setiap posbindu, APD dasar (masker dan faceshield), dan 1 set leaflet edukasi gizi dan kesehatan mengenai hipertensi pada seluruh stakeholder yang hadir.

Pada kesempatan tersebut, tim pengabdi juga mempraktikkan cara menggunakan tensimeter yang benar, karena alat tersebut belum pernah tersedia di tingkat posbindu. Dengan demikian, pasien hipertensi dapat lebih mudah dan lebih sering memantau tekanan darah tanpa harus mengunjungi puskesmas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Kita tidak pernah mengetahui sampai kapan pandemi Covid-19 ini berakhir. Namun, tim pengabdi berharap dengan berakhirnya kegiatan ini, baik petugas puskesmas, kader, maupun pasien hipertensi masih dapat bekerja sama dalam memantau dan mengendalikan penyakit hipertensi agar tidak menjadi lebih parah pada kemudian hari.