Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof Ari Kuncoro PhD menyampaikan di hadapan para pimpinan tinggi dari berbagai sektor, mulai dari pemerintah, BUMN, dan swasta sebagai narasumber, serta hampir 300 peserta dari kalangan pemerintahan, BUMN, swasta, pemprov, pemkab, dan dunia pendidikan bahwa UI sebagai perguruan tinggi yang menyandang nama besar Indonesia, senantiasa dituntut memberikan solusi terhadap permasalahan bangsa.

“UI menjadi pelopor cara pembelajaran yang tepat, agar lulusannya bisa segera berkontribusi sesuai bidang keilmuannya, mengembangkan riset yang lebih tepat sasaran, dan menerapkan pengabdian masyarakat yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat,” imbuh Prof Ari.

Ia menambahkan, UI melihat bahwa pendidikan berkelanjutan bagi para pimpinan di berbagai bidang dapat mendorong Indonesia untuk terus maju dan lebih siap menghadapi persaingan global. “Di sinilah intervensi UI yang akan menciptakan dampak dan dapat dirasakan oleh masyarakat,” ujar Prof Ari saat membuka Indonesia Leadership Forum (ILF) 2023 yang berlangsung selama dua hari (9-10 Maret 2023) di Bali Renaissance Nusa Dua.

Penyelenggaraan ILF tersebut adalah yang pertama kalinya diselenggarakan oleh UI, dan akan menjadi agenda tahunan. Tahun ini, ILF 2023 mengambil tema “Leading in the Global Turbulence”, dengan subtema “It’s Indonesia’s Time”.

Wakil Menteri (Wamen) Keuangan Suahasil Nazara hadir menyampaikan keynote speech tentang “The Future of Leadership” pada sesi pagi, dan Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo dengan topik “The Role of BUMN Leadership”. Adapun keynote speaker pada hari kedua adalah Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, dan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti hadir sebagai salah satu narasumber.

Suahasil Nazara menyatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang berhasil keluar dari pandemi dengan baik. Selama periode tersebut, perlu pemimpin yang memahami beberapa hal, antara lain teknokratis yang paham data, mengerti dinamika masyarakat, dan juga tata-kelola. Hal itu dikomunikasikan secara intens dan dikoordinasikan dengan semua stakeholder. Dalam mengeksekusi tugas, harus melihat big picture dan menghindari terperangkap dalam short term.

Sementara itu, Rektor UI berpendapat bahwa seorang pimpinan harus mempunyai kemampuan adaptif, kolaboratif, disertai analitik data. “Kita menyadari bahwa kebutuhan pengembangan pendidikan bagi para pimpinan harus segera dipenuhi. Sejauh ini, pelatihan dan pengembangan pendidikan lebih banyak diisi dengan mengirimkan para pimpinan belajar ke luar negeri dengan biaya yang cukup besar. Dapat kita bayangkan misalnya ketika 107 perusahaan BUMN, atau 130 ribu lebih perusahaan perdagangan harus memikirkan pendidikan para pimpinannya di luar negeri dengan biaya pelatihan yang pasti sangat besar.”

Contohnya, pendidikan di NUS Singapore untuk 5 hari offline adalah sekitar 8870 dollar Singapura (Rp 88.700.000) per orang; atau di Amerika Serikat, misalnya di MIT Sloan, untuk 8 hari offline, sekitar 15,300 dollar AS (Rp 230 juta), dan semua itu di luar akomodasi dan transportasi. Prediksi biaya yang dikeluarkan tersebut merupakan angka yang sangat besar untuk perubahan.

“Bukan hanya faktor biaya, bila kita perhatikan, dunia saat ini sedang melihat Asia sebagai pusat pertumbuhan, terlebih ASEAN. Indonesia bahkan diakui oleh The Economist sebagai “the overlooked giant” dalam artikel hasil wawancara pemimpin redaksinya dengan Presiden Jokowi saat KTT G20 lalu. Inilah waktunya kita melihat ke dalam. Itu sebabnya kami mengambil tema forum ini: Leading through Global Turbulence,” ujar Prof Ari.

ILF digagas oleh UI Leadership Development Center yamg bernaung di bawah Unit Usaha Khusus Daya Makara UI, untuk menjawab kebutuhan para pimpinan akan pelatihan untuk pengembangan pengetahuan, perluasan wawasan, pemahaman strategis, dan kesempatan membangun jejaring antar perusahaan atau organisasi untuk kolaborasi yang lebih baik ke depan.

Penanggung jawab acara Indonesia Leadership Forum 2023, Wakil Rektor Bidang Pengelolaan SDM dan Aset, Universitas Indonesia, Prof Dr Ir Dedi Priadi DEA, selanjutnya menyebutkan, “UI akan memberdayakan seluruh sumber daya yang dimiliki (UI memiliki 14 fakultas, 1 sekolah vokasi dan 2 sekolah kajian), hasil riset, para akademisi, alumni, asosiasi hingga mitra kerja yang seluruhnya dapat dimanfaatkan bagi pengembangan ilmu dan praktek kepemimpinan, sebagai wujud kontribusi kami. Dari sini kami juga berharap kita dapat memperkuat hubungan triple helix antara akademisi, dunia usaha, dan pemerintah demi kemajuan Indonesia.”

Prof Dedi menambahkan, para narasumber yang mengisi Indonesia Leadership Forum 2023 ini merupakan para pimpinan tinggi dari pemerintahan, BUMN, lembaga, dan swasta. Pengalaman yang mereka bawa dari berbagai organisasi ini merupakan suatu kumpulan kekayaan intelektual, wisdom, dan nilai budaya Indonesia yang sangat luar biasa dan dapat dimanfaatkan untuk mendorong kemajuan Indonesia.”

Acara Indonesia Leadership Forum, kata Direktur Daya Makara Fakhrudin, sekaligus memperkenalkan UI Leadership Development Center yang akan memberikan pelatihan-pelatihan bagi para pimpinan.

Tampak hadir pada acara hari pertama ini, Deputi Kemen PAN RB Alex Denni, Presiden Direktur PT Kereta Api Indonesia Didiek Hartantyo, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Vidjongtius, dan Wakil Presdir BCA Hendra Lembong.

Sebagai unit usaha khusus Universitas Indonesia, PT Daya Makara UI yang telah berdiri sejak 2008, kini lebih dikembangkan untuk menyelenggarakan pelatihan pimpinan organisasi/perusahaan melalui program-program yang sesuai kebutuhan, dengan sasaran meningkatkan kompetensi, mendorong perluasan wawasan, memperdalam pengetahuan, memperat jejaring, memperkuat kolaborasi, dan komunikasi.