Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia (UI) bersama tim Fakultas Teknik dan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI membuat program pelatihan tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut (gimul), gizi, stunting, serta infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) kepada 27 orang kader posyandu dan 18 orang guru SD. Agenda ini disaksikan Camat Rajabasa, Sabtudin, di Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.

Narasumber dan Moderator sedang mengajarkan cara memberikan penyuluhan menggunakan flipchart

Puskesmas Rajabasa yang diwakili Kepala Puskesmas Khilmia SKM juga memberikan pelatihan tambahan secara langsung dengan topik yang sama mengenai kesehatan gigi dan mulut kepada peserta. Pelatihan diawali dengan pre-test, kemudian dilanjutkan pembekalan materi, dan diakhiri post-test yang diisi seluruh peserta. Setelah dilakukan post-test, skor pengetahuan kader kesehatan posyandu meningkat 28 persen.

“Peningkatan nilai pengetahuan dari seluruh peserta pelatihan, salah satunya karena dukungan yang besar dari Bapak Camat dan Ibu Kepala Puskesmas. Hasil pelatihan ini akan menjadi program puskesmas dalam mendukung program penurunan stunting pada balita, dan peningkatan kesehatan gigi dan mulut anak SD,” ujar Prof Risqa Rina Darwita drg PhD, Ketua Tim UI.

Tim PuskesmasRajabasa

Edukasi kesehatan tersebut dilakukan secara terbatas dengan metode tatap muka yang menerapkan protokol kesehatan ketat di aula Puskesmas Kecamatan Rajabasa, Selasa, akhir Desember lalu. Pada kegiatan tersebut, Tim UI memberikan dukungan kebutuhan logistik pelatihan, alat bantu peraga, serta pembahasan materi melalui aplikasi WhatsApp.

Setelah mengikuti pelatihan, seluruh kader dan guru menerima paket yang berisi dua macam flipchart materi edukasi kesehatan gimul serta satu buku panduan kader kesehatan posyandu. Diharapkan kegiatan ini dapat mengakselerasi kemajuan program pemerintah tentang Indonesia Bebas Karies Gigi tahun 2030, serta Indonesia Bebas Stunting dan Penyakit ISPA.

Penyerahan Paket kepada 45 orang kader Posyandu dan Guru SD

Posyandu merupakan wadah pemberdayaan masyarakat yang dibentuk melalui musyawarah mufakat di desa/kelurahan dan dikelola oleh Pengelola Posyandu, yang dikukuhkan dengan keputusan kepala desa/lurah. Posyandu sebagai kepanjangan tangan dari puskesmas, digerakkan para kader kesehatan.

Mereka berperan penting dalam memberikan edukasi melalui penyuluhan kesehatan kepada pengunjung posyandu, khususnya pengetahuan dalam menurunkan risiko penyakit gusi ibu hamil, stunting balita, risiko karies gigi balita, serta risiko ISPA pada masyarakat di wilayah kerjanya. Untuk itu, diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, khususnya gimul.