Indonesia masih dihadapkan pada beban masalah gizi, yaitu masih tingginya prevalensi stunting, wasting (gizi kurang dan gizi buruk), obesitas, dan kekurangan zat gizi mikro.
Penyakit kelainan darah merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya kualitas hidup seseorang. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa pada 2018 proporsi anemia ibu hamil adalah sebesar 48,9 persen.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.
Diharapkan kegiatan ini dapat mengakselerasi kemajuan program pemerintah tentang Indonesia Bebas Karies Gigi tahun 2030, serta Indonesia Bebas Stunting dan Penyakit ISPA.
FIK UI Beri Pelatihan bagi Kader Posyandu di Lombok Timur guna Cegah Tingginya Prevalensi “Stunting”
Seorang kader posyandu memiliki peran vital dalam mendidik masyarakat dalam hal yang berkaitan dengan peningkatan derajat kesehatan dan ujung tombak keberhasilan pemantauan gizi balita.
Dampak stunting tidak langsung terlihat di depan mata, tetapi berakibat buruk pada generasi muda bangsa pada 10 hingga 15 tahun ke depan.
Stunting tidak hanya urusan kesehatan, tetapi juga urusan pembangunan keluarga.
Selain dijadikan buku wajib bagi mahasiswa ilmu kesehatan, buku ini juga bisa menjadi pegangan bagi pembuat kebijakan, aktivis, hingga masyarakat umum.